Gamer Bae

773 139 22
                                    

6. Gamer Bae

Libur semester adalah hal yang sangat dinantikan bagi kami para budak Universitas. Sebagian dari kami menghabiskan liburannya untuk pergi jalan-jalan. Sementara yang lain memilih untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Seperti misalnya Seungwan yang pulang ke New York untuk mengunjungi orang tuanya. Atau Sooyoung yang ikut berlibur bersama Yeri dan keluarganya ke Malibu.

Tidak terkecuali aku dan Joohyun. Kami pun akan menghabiskan liburan ini dengan melakukan sesuatu. Hanya saja Joohyun baru bisa pulang ke Korea ketika libur musim dingin. Di liburan musim panas seperti ini, biasanya aku akan mengajak Joohyun untuk mengunjungi kedua orang tuaku di Los Angeles dan menghabiskan waktu di sana. Sayangnya kedua orang tuaku sedang dalam perjalanan bisnis di Eropa sekarang. Ditambah lagi adikku memilih mengikuti camp musim panas untuk mengisi waktu liburnya. Karena rumahku di Los Angeles kosong, dan kami malas sendirian di sana, akhirnya kami berdua memilih untuk menghabiskan libur musim panas ini di San Diego.

Tadinya aku berencana untuk memanfaatkan liburan ini untuk mengerjakan sesuatu yang menyenangkan. Misalnya ikut kegiatan volunteer, berolahraga rutin atau pun menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan mengunjungi tempat-tempat yang menarik di San Diego bersama Joohyun. Namun sepertinya rencana itu harus dikubur dalam-dalam. Apa yang terjadi? Tentu saja Joohyun membuat rencanaku gagal. Ya, seperti biasa dia membuatku sakit kepala.

"Apa kau tidak berencana untuk keluar, Hyun?"

Dengan berpangku tangan aku menatap Joohyun yang sedang menatap fokus ke layar televisi. Dia sedang asyik memainkan game di Play Station miliknya di ruang tv. Sejak pagi dia sibuk memainkan game tersebut, dan sepertinya tidak berencana menyudahinya dalam waktu singkat. Biarpun dia tahu bahwa aku datang berkunjung ke apartemennya sekarang.

"Tidak. Aku sedang sibuk." Sahutnya datar. Dengan malas dia menyeruput milk tea di tangan kanannya sambil meluruskan kedua kakinya di atas meja. Seperti sedang berada di rumah nenek.

"Memangnya kau sedang memainkan game apa?"

"GTA."

"GTA V?" Aku mencari Michael, Trevor atau Franklin yang merupakan karakter utama dalam GTA V. Tapi aku malah melihat Joohyun memainkan CJ yang berasal dari GTA terdahulu.

"GTA San Andreas."

Aku menaikkan alisku. "Bukannya game itu sudah lama ya?"

"Memang benar."

"Lalu kenapa kau masih memainkannya?" Tanyaku bingung. Setahuku game itu sudah lama sekali keluar, sekitar tahun 2004. Bahkan aku sudah menamatkannya berkali-kali. Meskipun sekarang aku sudah lupa bagaimana kode cheat yang dipakai. Padahal dulu, aku lebih hafal cheat Grand Theft Auto dibandingkan dengan pelajaran di sekolah.

"Aku belum pernah memainkan hingga selesai. Waktu itu aku baru memainkannya sampai ke kota tiga. Setelah itu memori penyimpanannya rusak. Jadi aku baru main dari awal lagi." Jelasnya.

"Dan kau berencana memainkannya seharian?"

"Sepertinya begitu."

"Apa kau tidak bosan?"

Joohyun menggeleng cepat. "Jika sudah bosan, aku sudah berhenti dari tadi."

Aku mengusap wajahku dengan frustasi. Tentu saja. Kenapa aku harus menanyakannya.

Aku mengerang malas. Tadinya aku pikir dengan berkunjung ke apartemennya, aku bisa menarik gadis itu ke luar. Rencana itu malah gagal total. Sekarang malah aku yang terjebak dengannya di dalam menunggunya bermain game. Pemandangan di depan mataku membuatku mulai gusar. Percayalah tidak ada yang lebih menyebalkan dibandingkan melihat sahabatmu bermain GTA dan mengacuhkanmu seharian. Jangan lupakan penampilannya khas bangun tidurnya. Setelan piyama Hello Kitty dan rambut dicepol seadanya. Dan yang paling membuatku terganggu adalah stik warna ungu mencolok yang sedang digunakannya untuk bermain sekarang.

The ListTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang