Simple yet complicated Bae

1K 144 52
                                    

8. Simple yet complicated Bae

Suara berisik di siang hari yang cukup mengganggu menarik perhatianku. Namun aku tidak terlalu mempedulikannya dan tetap fokus menonton channel YouTube PewDiePie. Rupanya suara itu tak kunjung berhenti dan terus mengusikku. Ketika aku mengalihkan pandangan dari ponsel, aku dikagetkan oleh sejumlah pakaian yang dilempar ke arahku. Semakin lama pakaian itu semakin banyak, mengenai wajahku, menimpaku, dan memenuhi tempat tidur. 

"Hei hei, Hyun! Apa yang kau lakukan?!" Aku berusaha menghindari lemparan pakaian itu, namun beberapa dari mereka dilempar tepat ke wajahku. 

"Apa?" Dari balik lemari seorang gadis berambut hitam memunculkan kepalanya sambil menatapku datar.

"Mengapa kau melempar pakaianmu ke arahku, idiot?!"

"Oh, aku sedang bersih-bersih lemari."

Aku mengambil kemeja yang menyangkut di kepalaku dan melemparnya ke sembarang tempat. "Bisakah kau melakukannya dengan anggun? Aku sedang menonton di sini."

"Kau tahu anggun tidak ada dalam kamusku, Seul."

Aku memutar bola mataku cepat. "Ya, kau benar." Melihat banyaknya pakaian yang ada di tempat tidurnya, aku mengerutkan dahi. "Mau kau apakan baju-bajumu ini?" Kebanyakan diantaranya adalah gaun, blouse, rok, dan pakaian berwarna-warni lainnya.

"Aku ingin membuangnya."

"KAU MAU APA?!" Aku mengangkat beberapa bajunya. Mencari alasan kenapa dia mau membuang baju sebanyak ini. Namun tidak ada satu pun alasan yang masuk akal di kepalaku. Kondisi baju itu masih layak pakai, bahkan beberapa diantaranya terlihat masih baru.

"Aku ingin membuangnya." Ulangnya sekali lagi.

"Semua ini?!"

"Iya... apa ada masalah?"

"Kau pasti sudah gila, Hyun. Lihat, baju-baju ini masih bagus!" Aku mengangkat salah satu blouse miliknya dan memeragakannya di tubuhku. "Dan kau ingin membuangnya?"

Joohyun mengangkat bahunya. "Aku tidak pernah memakainya lagi"

"Tapi tetap saja. Kau tidak bisa membuangnya." Aku beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju lemari. Setelah dia mengeluarkan semua pakaian itu, lemarinya nampak lebih rapi. Kali ini dia menata pakaiannya sesuai warna dengan warna dominan biru, hitam, putih dan abu-abu. Dia juga hanya menyisakan beberapa dress, dan beberapa pakaian formal untuk digunakan.

"Aku mau menerapkan konsep minimalis pada pakaianku. Aku hanya ingin memakai pakaian yang simpel dan berwarna netral sekarang."

"Kedengarannya sangat ekstrim."

Joohyun tidak mempedulikan komentarku dan terus membereskan pakaiannya. "Aku juga mau mengurangi pakaian wanita di lemariku."

Sontak itu membuatku kaget. "Apa? Kenapa?"

Gadis berambut hitam itu melipat kedua tangannya di dada. "Kau tahu aku tidak menyukai pakaian wanita. Aku lebih menyukai pakaian pria. Lebih simpel."

"Aku tahu, tapi kau kan wanita."

Joohyun hanya melirikku dari samping. "Kau juga. Tapi kau lebih suka menggunakan pakaian pria. Unisex lebih tepatnya."

"Ya, itu benar. Tapi―"

Gadis itu mengatakan yang sebenarnya. Aku tidak menyukai pakaian wanita. Hampir semua pakaian di lemariku adalah pakaian unisex. Kombinasi antara jaket, hoodie, kaus oblong, polo, jeans dan beberapa pakaian formal lainnya. Bahkan aku tidak memiliki dress. Jika aku menghadiri acara formal, pilihanku jatuh kepada blazer dan celana bahan. Orang tuaku sampai bercanda jika aku mungkin akan mengenakan jas dan kemeja di upacara pemberkatan pernikahanku nanti. Aku menjawab dengan bercanda juga bahwa itu mungkin saja terjadi. Dan kami menertawakan kemungkinan itu bersama. Jika dipikir-pikir mungkin aku akan mempertimbangkan usulan itu sekarang.

The ListTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang