Snowdrop

1.5K 196 33
                                    

Consultation and hope, purity and purification

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Consultation and hope, purity and purification.






















Pagi hari setelah Luhan bangun, Luhan memilih mengurung dirinya di kamar mandi. Dia enggan bertemu dengan Sehun, selain pria itu pasti akan mengejeknya habis-habisan Luhan juga malu, karena bisa-bisanya dia tertular penyakit mesum seperti Oh Sehun.

Sudah satu jam Luhan di dalam sana dan Luhan memilih keluar barang kali pria itu sudah menghilang.

Membuka pintu secara hati-hati, dan Luhan menoleh ke sekitar ruangan. Kosong, tidak ada sosok Sehun di sana sepertinya Dewi keberuntungan mulai mau bekerja sama dengannya.

Luhan menghela nafas, dia duduk di sisi ranjang dan menatap jendela. Tubuhnya bersandar lunglai dan Luhan memejamkan matanya. Sampai kapan mereka akan melakukan sandiwara ini? Luhan hanya ingin segera menghilang lalu kembali ke kehidupannya yang awal— yang lebih  berantakan tepatnya.

Berdiri bangkit, Luhan lebih baik menghabiskan waktunya di luar kamar, tetapi saat Luhan akan  pergi pintu terbuka dan seseorang masuk dengan nampan makanan di tangannya.

Keduanya bertubrukan, Luhan hampir jatuh, dan nampan yang Sehun bawa sudah goyah.

Luhan mendongak, menemukan wajah menyebalkan pria itu di sana. Luhan sudah pasrah, dia sudah menyiapkan mental apabila Sehun mengejeknya habis-habisan. Tetapi ungkapan selanjutnya membuat Luhan mengernyit heran dan menatap tidak percaya.

"Bagaimana keadaanmu?"

Sehun terlihat santai, dia menaruh nampan makanan itu lalu menarik Luhan menuju ranjang.

Luhan berdehem pelan tetapi tidak menjawab.

Sehun mengambil satu mangkuk soup dan menyendokan beberapa bagian di sana.

"Kau di kamar mandi cukup lama, aku tidak bisa untuk terlambat sarapan bersama. Jadi aku lebih dulu ke sana."

Luhan tidak banyak menanggapi. Dia sibuk menormalkan degup jantungnya, Luhan berusaha diam sesantai mungkin meski keadaan sebaliknya terlebih mereka berdua duduk saling berhadapan dan berdekatan.

"Aku bilang pada Halmoni kau kembali sakit karena urusan kita kemarin. Dan aku memintakan sarapan untukmu di sini."

Luhan bersuara sedikit kesal.

"Oh baik sekali. Lihat, kau membuatku tampak seperti nona muda penyakitan..."

Sehun mengangkat bahunya acuh.

"Terimalah. Lagi pula kita menjalin hubungan hanya satu minggu, Halmoniku pun tidak akan ingat tentang dia pernah bertemu denganmu atau tidak."

Luhan bungkam, dia mendengus malas enggan berdebat lebih lama dengan si menyebalkan Oh. Ingin mengambil mangkuk makanan namun Sehun terlebih dahulu memegangnya, lalu menyendoknya  tepat kepada bibir Luhan.

Relationshit VacancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang