Delightful Morticia

1.4K 203 59
                                    

One dozen decapitated roses from someone with a wicked sense of humor_Morticia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

One dozen decapitated roses from someone with a wicked sense of humor
_Morticia.
































Luhan tersenyum manis Luhan menunduk memberikan penghormatan.

Nenek Oh adalah yang pertama kali bereaksi. Dia tersenyum senang dengan kelembutan milik kekasih cucu kesayangannya.

"Astaga nak, kau cantik sekali. Juga manis dan sangat sopan."

Luhan balas tersenyum, satu senyuman yang cantik namun juga rapuh. Sehun yang tahu keadaan Luhan tidak baik-baik saja segera merengkuh pinggangnya.

"Tentu saja Halmoni. Aku senang jika Halmoni juga menyukai pilihanku."

Sedikit Sehun mencuri-curi pandang pada mantan kekasihnya, namun Sehun dibuat kecewa, Irene tampak begitu tenang dia bahkan tidak memperhatikan Sehun dan sibuk berbincang dengan Hanbin.

Hati Sehun sakit, seperti ada bunyi retakan di sana dan perlahan-lahan berubah menjadi remukan yang pecah belah. Sehun mengepalkan tangannya, dia balas merengkuh pinggang Luhan lalu tersenyum sok manis pada Neneknya.

"Halmoni, Luhan ini kondisinya sedikit tidak sehat. Tetapi dia bersikukuh ingin ikut pada acara keluarga, katanya dia tidak tega membiarkanku sendirian di sini. Jadi meskipun kami belum menikah bolehkah aku satu kamar dengannya?"

Sehun menyeringai pelan, dan telinga Irene menjadi panas mendengar apa yang Sehun ucapkan tadi. Satu kamar? Dia yang sudah berpacaran dengan Sehun sampai tujuh tahun pun tidak pernah melakukan itu. Bahkan jika bukan karena memaksa, Irene mungkin tidak akan pernah berciuman dengan Sehun selama mereka pacaran.

Irene memalingkan wajahnya, Hanbin di sisinya tidak tahu apa yang terjadi. Dia mengusap bahu Irene halus kemudian bertanya.

"Ada apa?"

Irene menggeleng. Lalu tersenyum manis.

"Bukan apa-apa."

Nenek Oh memperhatikan Sehun dan Luhan. Luhan memang tampak pucat dan sedikit lunglai, tetapi gadis itu tetap berusaha bertahan dengan Sehun di sisinya. Nenek Oh tersenyum cerah, akhirnya ada satu sosok yang tepat untuk cucu kesayangannya.

"Bagaimana Halmoni? Aku berjanji tidak akan berbuat hal yang aneh-aneh."

Wajah Luhan memerah, sementara Nenek Oh tertawa dan Irene tersedak.

"Nak, kau sudah besar. Usiamu sudah tidak lagi muda. Bukan masalah sebenarnya jika kalian satu kamar, tetapi pikirkan norma dan yang lainnya, sayang. Kau menjadi contoh bagi keponakanmu yang lain, dan juga kalian bisa menghabiskan waktu kapanpun yang kalian inginkan. Tetapi kalian harus mengerti batasan."

Nenek Oh berjalan mendekat kemudian membelai wajah Luhan.

"Istirahatlah, jangan memaksakan dirimu."

Relationshit VacancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang