Color of Chrysant

1.4K 200 61
                                    

A perfect love, a true affection, a painful separate

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A perfect love, a true affection, a painful separate.
To love, to lose, to feel happiness and to fall in sadness_

































Jangan lupa vote and comment oke🙃🙃🙃
Tekan bintang dulu seblum baca sebagai bentuk apresiasi kita bagi penulis lain....

Happy reading 😘

⚠Sorry for typo(s)⚠


































Luhan tidak ubahnya seperti orang depresi. Dia masih mengenakan kemeja semalam dilapis dengan coat panjang yang pria itu berikan padanya.

Luhan duduk termenung dengan kedua tangan yang memeluk lututnya. Tubuhnya menegang dan terasa panas dan dingin, wajah yang biasanya cerah kini begitu pucat seperti selembar kertas. Tidak makan, tidak tidur Sepanjang hari itu Luhan habiskan untuk merutuki kebodohan miliknya.

Rasanya Luhan ingin mabuk lagi, tetapi Luhan tidak mau menanggung resiko yang lebih menyeramkan dari ini.

"Ibu... Apa yang harus aku lakukan..." Ratapnya melodramatic. Namun tak lama setelah itu terdengar umpatan kasar.

"Pria sialan! Mengapa kau harus di sana di saat aku sedang gila dan mabuk! Jika kau tidak menjadi tetanggaku hal ini pasti tidak akan terjadi!"

Menatap cermin dan Luhan mendesah lelah.

Jejak kemerahan sangat jelas di leher dan sekitar dadanya. Oh astaga! Hal memalukan apa lagi yang akan Luhan lakukan jika dia mabuk di hari selanjutnya. Toleransi alkoholnya memang tidak buruk, tetapi Luhan itu tipikal orang yang tidak akan puas hanya dengan meminum,  di saat frustasi Luhan ingin minum sampai mabuk sampai dia benar-benar tidak sadar. Luhan dan alkohol memang perpaduan yang mengerikan. Biasanya jika Luhan sedang ingin bersenang-senang dia akan mengajak kedua sahabatnya, dan setalh Luhan menggila mereka akan menyeret Luhan ke kamar mandi lalu menguncinya di sana.

Luhan melangkah kecil, pinggangnya masih sedikit ngilu untuk digerakkan tetapi ini tidak menghalangi geraknya.

Luhan memekik pelan, dia membungkuk dan memegang perutnya.

Luhan meremas perutnya yang bergolak perih.

Sejak kemarin Luhan sama sekali belum memasukan satu suap makanan pun ke dalam perutnya dan malam tadi Luhan malah meminum soju langsung dua botol. Hari ini pun Luhan enggan untuk makan selain karena tidak ada makanan, dan Luhan memang murni tidak nafsu memasukan makanan ke perutnya.

"Akkhh..."

Luhan meringis, sungguh ini benar-benar menyakitkan!

Luhan menggeleng, tidak jangan sampai lambungnya bermasalah ini akan menjadi merepotkan apalagi dalam keadaan seperti ini.

Relationshit VacancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang