Lemon Love Blossom

1.1K 191 51
                                    

Piece of lemon taste me bitter sweet of life, bitter sweet of love

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Piece of lemon taste me bitter sweet of life, bitter sweet of love. But piace of lemon blossoms show me fidelity in love.








































Jangan lupa vote and comen 😶😶😶😶
Biar rajin update 🤙🏻-enggak canda, wwwww aku usahain rajin update kok walau banyak enggaknya :')

Sorry for typo 🤧🤧🤧
































Yang Sehun ingat sisa siang tadi adalah suara tangisan Luhan dan potongan adegan saat Sehun mengantar Luhan ke bandara.

Sehun tak mengerti apa yang terjadi saat itu ia ingin bertanya tetapi sepertinya Luhan enggan untuk menjawab-walau pada kenyataannya Sehunlah yang ragu untuk bertanya. Sehun bimbang saat itu tak tahu apa yang harus ia lakukan, hanya bisa terdiam melihat Luhan yang tampak begitu kacau seolah-olah sebagian hidupnya diambil secara paksa.

"Di sini saja." Ucap Luhan saat itu, "terimakasih sudah membantuku dan maaf jika aku selalu membuatmu sial dan repot."

Wanita itu menunduk tak mampu lagi beradu tatap dengan Sehun kemudian berjalan menyeret langkahnya dengan sedikit terpincang.

Melihat punggung sempit itu menjauh hati Sehun tercubit sakit. Luhan berjalan terpincang sendirian dan kesepian, terlihat begitu rapuh dan hancur.

Sehun ingin berlari mengejar Luhan, memeluk wanita itu sangat erat dan mengatakan semua akan baik-baik saja. Tetapi saat Sehun ingin berlari mengejar, Luhan sudah menghilang. Wanita itu sudah memasuki terminal keberangkatannya yang memang sudah siap lepas landas beberapa menit yang lalu.

Deru mesin raksasa, riuhnya bandara serta bunyi langkah kaki menyadarkan Sehun bahwa Luhan kini sudah pergi. Wanita itu akan kembali menghilang ke entah di mana tempat yang Sehun tidak ketahui.

Sehun terduduk, merasa bodoh dengan dirinya dan tak bisa menempatkan diri dalam situasi. Matanya memanas dan tanpa sadar ia menangis.

Tak ada suara, tak ada isakkan. Hanya air mata yang jatuh mengalir di pipinya juga kehampaan yang entah mengapa begitu menyesakkan.






















Luhan sampai di Korea pada pukul tiga pagi. Pandangannya sedikit mengabur karena energi yang ia miliki hampir hilang sepenuhnya, Luhan kehabisan tenaga dia harus terjaga selama di pesawat karena akrophobia yang dia miliki terlebih pikirannya tak bisa fokus karena memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ia takutkan terjadi pada Ayahnya.

Luhan berjalan tertatih di tengah-tengah bandara, Paman Minwoo melakukan penerbangan lebih awal daripada dirinya sedangkan L, dia tetap di Vancouver hingga beberapa hari kedepan karena banyak hal yang harus dia urus di sana.

Relationshit VacancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang