3. Sick

428 33 0
                                    

"Jeff kamu hari ini sibuk gak?" Kata suara wanita paruh baya disebrang sana

"Engga tante, ada apa ya?"

"Bisa kerumah gak nanti?" Wanita paruh baya itu memohon agar Jeffrey mendatanginya

"Bisa kok, nanti pulang kerja Jeffrey kesana ya"

"Iya ditunggu ya sayang"

Sudah lewat 2 hari semenjak tangisan Nara malam itu, Nara sudah sedikit lebih lega didepan Jeffrey. Satu hal yang Jeffrey khawatirkan saat ini. Mama Nara menelponnya untuk datang kerumahnya. Tidak seperti biasanya, pasti ada suatu hal yang ingin disampaikan oleh beliau. Tapi, sepertinya Nara juga baik-baik saja. Bahkan komunikasi keduanya jauh lebih baik setelah hari itu.

Sepulang kerja, Jeffrey pun langsung menuju rumah Nara. Jeffrey juga sengaja pulang lebih awal. Semakin cepat bertemu Mama Nara semakin baik. Bahkan semakin cepat juga bertemu Nara bukan?

"Tante, ini tadi Jeffrey beliin buat tante" Kata Jeffrey menyerahkan satu kotak martabak dengan topping blueberry dan keju. Kesukaan Mamanya Nara.

Sengaja Jeffrey mampir dulu ke penjual martabak. Rasanya tidak enak berkunjung ke rumah calon mertua dengan tangan kosong. Batin Jeffrey seperti itu.

"Jeff, tolong bujuk Nara biar dia mau makan" Kata Mama Nara memohon kepada Jeffrey. Dan tentunya membuat Jeffrey terkejut. Peristiwa langka Nara bisa seperti ini

"Nara kemarin pulang, badannya panas. Tapi sampe sekarang gamau makan. Pintu kamarnya juga dikunci"

Jeffrey melihat layar handphonenya yang memperlihatkan jam dan tanggal. Awal bulan. Biasanya jadwal datang bulannya Nara itu jatuh pada awal bulan. Tapi Nara juga tidak sampai seperti ini biasanya. Awalnya Jeffrey berpikir hal ini adalah perubahan mood Nara setiap datang bulan namun sepertinya ada hal lain.

Nara juga masih menghubungi Jeffrey. Bisa-bisanya Nara berlaga baik-baik saja selama berkomunikasi dengan Jeffrey.

Bukan hanya sekali Jeffrey tertipu akan keadaan Nara.

"Nar.." Jeffrey masuk ke kamar Nara tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Nara yang sedang menutup seluruh badannya dengan selimut merasakan ada yang masuk ke dalam kamarnya. Ditambah pasti ia mendengar suara baritone Jeffrey.

"Ngapain?!?!" Tegas Nara. Setidaknya Jeffrey bersyukur. Nara masih bisa membentaknya.

Pasti Nara kesal karna Jeffrey langsung nyelonong masuk saja.

"Ini makan sayang" Jeffrey duduk dipinggir tempat tidur Nara dan meletakkan nampan berisikan nasi, sayur sop, dan ayam goreng diatas nakas.

"Galucu banget Nar tumben aku nyuruh kamu makan"

"Ya kalo—"

"Kalo gue laper pasti gue makan. Gitu kan?" Balas Jeffrey memotong omongan Nara.

Nara mengangguk pasrah "Tapi emang bener aku gak laper Jeff"

Nara merengek seperti itu justru membuah Jeffrey semakin gemas. Ah semakin tidak terbayang jika Jeffrey sudah jauh dinegeri orang.

"Dikit aja nih ya aaaaaa" Jeffrey bersiap menyuapi Nara seperti anak kecil. Pesawat akan segera terbang.

"Apa mau indomie goreng pake nasi?" Tawar Jeffrey agar Nara mau makan.

Nara melirik Jeffrey sebentar. Sepertinya tawarannya menarik "Gausah deh udah ini aja. Kasian Mama udah masak"

Nara yang semula enggan membuka mulutnya, lama kelamaan luluh juga dan terpaksa menelan makanan yang disuapi oleh Jeffrey.

"Nah gitu dong" Kata Jeffrey mengelus puncak kepala Nara, seperti orang tua yang sedang bangga kepada anaknya.

Masa Depan [JJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang