10. Gara-gara Mahesa

206 24 0
                                    

Jeffrey pov.

Kehidupan kuliah gue udah masuk tingkat dua tapi masih flat-flat aja, gue pikir sebagai mahasiswa gue lebih gampang punya pacar yang mau diajak serius. Nyatanya? Ini cewe dikampus gue aneh-aneh banget. Gaada gue liat sosok yang cukup normal sejauh ini.

Gue terakhir pacaran sekitar tiga tahun lalu sama si Mawar. Sialan. Gue diselingkuhin. Mending selingkuhannya lebih ganteng dari gue.

Gue bukannya apatis selama kuliah ini, tapi gue gapernah tertarik sama kegiatan kampus. Gue lebih suka ngisi kegiatan gue ditempat komunitas lain. Contohnya, gue ikut komunitas bahasa yang gak jauh-jauh banget dari rumah gue. Gue juga sering manggung sama band ala-kadarnya aja yang isinya temen-temen SMA gue.

Gak ada angin, gak ada ujan, salah satu temen gue yang juga dari SMA, Mahesa tiba-tiba ngajak gue buat ikut kepanitiaan acara BEM universitas. Awalnya gue gamau, tapi Mahesa ini selalu ngeyakinin gue kalo acaranya bakal seru banget dan seengganya bikin gue gak apatis-apatis amat.

Mungkin bisa dbilang cerita awal gue sama Nara dimulai dari sini.

Waktu itu pendaftaran hari ketiga, atau hari terakhir. Udah gak banyak orang yang dateng.
Gue melihat sosok perempuan yang tingginya cukup dibilang standart dan badannya cukup berisi. Dia beda dari cewe yang sering gue liat dikampus.

Penampilannya sederhana, selayaknya orang menuntut ilmu. Riasan wajah yang tipis, tapi tetap membuat wajahnya cerah dan tidak berlebihan.

Nara berjalan malas dengan satu orang laki-lakinya. Yang gue yakini itu bukan pacarnya.

"Heh Jepri" Mahesa membuyarkan lamunan gue sesaat dia mematikan pemantik api untuk rokoknya.

"Rokok gak? Bengong mulu"

Gue menoleh ke arah Mahesa, rasanya gue pengen banget pukul kepala orang disamping gue ini, "Bapak gue dokter! Lu nyuruh gue ngerokok otak lo dimana?"

"Takut mati lo?"

"Takut impoten He. Lo baca dong ini" Kata gue sambil nunjuk-nunjuk bungkus rokok yang dibawa Mahesa.

"Tapi lo pernah minum Jep"

"Gak rutin. Kalo lo paksa doang"

"He gue liat cewe cakep" Kata gue ke Mahesa

"Mana?"

"Tadi pake kemeja kotak-kotak"

Mahesa mencari keberadaan yang gue maksud, perempuan itu memakai kemeja kotak-kotak warna merah, sedangkan teman laki-lakinya itu memakai kemeja kotak-kotak biru.

"Oh"

"Lo kenal?"

"Yang cowo bukan Jep?"

"Sinting! Yang cewe lah"

"Engga lah" Mahesa kembali menghisap batang rokoknya itu.

"Kayanya anak sastra Jep" Tebak Mahesa

"Masa? Sotau lo"

"Ya emang gue cuma nebak doang. Soalnya yang cowo tuh anak sastra setau gue. Bukan tipe gue ah Jep tapi. Gak suka"

"Siapa suruh buat elo sih He?"

"Ya engga ada, gue ngasih tau doang"

Gue gak pernah menemukan keberadaannya lagi semenjak hari itu. Sampai dimana gue keterima untuk kepanitiaan acara BEM. Tapi Mahesa engga.

Jujur gue udah males banget. Bukannya sombong, emang banyak orang yang kenal sama gue, tapi gue gasuka karena mereka kenal gue cuma karna katanya gue ganteng.

Masa Depan [JJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang