Semalaman hujan deras diserta angin bahkan petir. Nara takut kalo ada suara petir yang menggelegar. Biasanya kalo dirumah, Nara bakal pindah tidur ditengah-tengah Mama dan Ayahnya atau gak tidur ditemenin adiknya, Juan.
Hujan yang sudah turun dari sore mengharuskan Nara buat menginap di apartemen Jeffrey. Akses jalan kerumah Nara banyak jalan yang terkena banjir.
Gara-gara petir semalam, Jeffrey yang biasanya tidur disofa kalo Nara nginep, kali ini Jeffrey malah ikut tidur ditempat tidur.
"Jeff, tangan kamu sakit ih entar" Nara bangun lebih dulu, membenarkan tangan Jeffrey yang semalaman menjadi bantal untuk kepalanya.
Nara semalaman tidur benar-benar gak tenang sama sekali. Terpaksa Jeffrey pindah ke tempat tidur buat meluk Nara biar tenang.
"Jeff bangun" Nara nepuk-nepuk pipi Jeffrey. Jeffrey emang susah dibangunin, tapi kali ini dia emang bener-bener kelihatan capek banget dan kurang tidur. Bahkan bisa keliatan dari kantung matanya yang gak seperti biasanya.
Nara berani sumpah sekalipun ada kerusuhan, Jeffrey gaakan bangun dengan semudah itu.
"Susah banget sih, harus pake sirine pemadam kebakaran apa ya?"
Akhirnya Nara memutuskan untuk mengecup singkat pipi Jeffrey. Berharap ia akan segera bangun.
"Nar.. lagi"
"Udah ah bangun!" Jeffrey masih mengerjapkan matanya. Nyawanya belum sepenuhnya kumpul.
"BANGUUUN! Mandi ih Jeff, abis itu aku bikinin sarapan" Sedangkan Jeffrey masih terduduk lemas di kasurnya. Matanya masih sedikit tertutup. Rambutnya berantakan.
Nara melemparkan handuk Jeffrey ke kasurnya, menarik tubuh Jeffry yang pasrah untuk segera ke kamar mandi.
"Morning kiss" Jeffrey mencuri kesempatan untuk mengecup bibir Nara. Pipi Nara menjadi sangat panas, bahkan pasti sudah terlihat seperti udang rebus yang memerah.
"Jeff mandi gak?"
"Satu lagi deh"
"Mandi atau aku putusin?" Kata Nara dengan nada mengancam
"Yatuhan Nar kamu kenapa sih gertakannya ada aja"
"Sana mandi ih buruan"
"Oke princess" Satu kecupan lagi mendarat dibibir Nara sebelum Jeffrey masuk ke kamar mandi.
"AKU BILANGIN AYAH YA!"
🌱🌱🌱
Nara diantar oleh Jeffrey sampai kedepan lobby gedung kantornya. Sebenarnya cukup diantar sampai depan tidak masalah. Tapi Jeffrey terlalu berlebihan ingin sekali semua orang tau jika Nara sudah ada yang punya. Apalagi Mas John.
Tidak lama mobil Jeffrey pergi, Mas John datang. Harusnya Jeffrey bisa melihat kedatangan Mas John dari arah yang berlawanan.
"Hey Nar!"
"Hey Mas, tumben. Jalan kaki?"
"Yeah, hari ini aku naik transportasi umum. Kamu dianter?"
Nara mengangguk, "Iya Mas"
"Oh iya tadi aku juga lihat mobil Jeffrey. Kaya familiar aja gitu pernah aku liat"
"Udah kaya suami istri banget ya diantar jemput" Lanjutnya
Nara sangat benci keadaan seperti ini, dimana ia terlihat sangat awkward. Sulit untuk menanggapi obrolan Mas John.
"Doain aja Mas, hehe"
"Saya kalau punya pasangan juga pengen kaya kamu sama Jeffrey. Kalau bisa ya yang satu kantor" Lanjut Mas Jon dengan tawa renyahnya.
"Ditambah umur saya nih udah masuk usia ditanyain nikah terus sama Ibu saya. Jadi gaenak juga kalo gak cepet-cepet" Nara bisa bersumpah demi apapun. Rasanya ia ingin keluar saja dari pembicaraan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Depan [JJH]
FanfictionCerita tentang Jeffrey dan Nara yang mencoba mempertahankan hubungannya dan masa depan mereka masing-masing some part may be mature content🔞