Suara Nara berbeda dari biasanya, Nara kelihatan senang atas promosinya. Begitupun gue.
Promosinya Nara saat ini setidaknya tidak membuat gue jauh lebih khawatir saat dia jadi tim liputan dilapangan. Apalagi pas ditengah laut. Nara tuh paham gak sih kalo gue gabisa tidur????
Mamanya Nara juga pasti bakal seneng banget liat ini, selain gue. Orang yang sering dikhawatirkan ya Mamanya. Nara itu perempuan pemberani. Tapi tetap saja siapa yang gak khawatir.
"Jef, should we end this relationship for a while?"
Gue natap Nara gak percaya. Nara yang gue kenal tidak mudah menyerah seperti ini. Nara yang gue kenal bakal bisa mencari cela untuk menemukan solusi dalam setiap masalah.
"Nar—"
"Iya Jeff, aku tau. aku udah kaya orang nyerah kan? Tapi aku gatau lagi harus apa" Kata Nara yang bahkan sudah mengetahui apa yang gue pikirkan.
"Jeff masa depan kamu lebih penting"
Ya benar saja. Nara memang seperti itu. Nara selalu menghargai jerih payah gue, bahkan pencapaian gue. Nara adalah tipe pacar supportive. Dia akan mendukung semua apa yang gue inginkan dan gue kerjakan. Bahkan Nara tidak akan mengganggu gue.
"Kalo itu penting? Gimana sama kamu? Gimana sama kita?" Cecar gue yang seperti mendiskriminasi Nara.
Nara udah gabisa nahan air matanya. Gue merasa seperti orang brengsek saat ini. Gue berhasil bikin Nara menangis dihari yang mungkin jadi hari bahagianya.
"Jeff, aku gamau pisah. Tapi aku juga gabisa ikut kamu ke Sydney" Kata Nara sambil menyeka air matanya yang membuat hati gue teriris.
"Dua tahun cepet kok Jeff, biarin kita jalanin bareng-bareng dengan aku di Jakarta kamu di Sydney" Gue tau hati Nara bener-bener gasiap buat jauh. Tapi juga gasiap buat pisah.
"Belum lagi aku gatau sama sikap ramah kamu, bakal sebaik apa sama semua cewe disana?" Kata Nara tanpa ditutup-tutupi. Hal tersebut memang menjadi kelemahan seorang Jeffrey dimata Nara.
"Nar, kamu gausah khawatir. Disana kamu juga udah bakal jadi tanggung jawab aku. Bahkan tabungan aku cukup buat hidup kita berdua di Sydney"
"Jeff aku masih punya tanggung jawab lain disini"
"Nar kenapa sih? Aku cuma gamau jauh dari kamu. Aku gamau ada cowo lain yang deketin kamu pas kita jauh." Kata gue penuh penekanan, sedangkan Nara masih terisak dengan tangisannya.
"Dua tahun itu cepet. Aku yakin kamu bisa. Aku bisa. Kita bisa. Tapi untuk ikut kamu ke Sydney aku gabisa. Kita udah bertahun-tahun Jeff. Percaya sama aku, percaya sama kita. Aku juga bakal percaya sama kamu" Bicara Nara tetap tenang. Tapi cukup menyadarkan bahwa gue saat ini cukup menjadi egois.
Nara begitu optimis, meski Nara benci sama sikap gue yang terkadang terlalu baik karena merespon setiap perempuan.
"Engga Nar, aku gabisa. Aku takut kalo nantinya aku bakal kalah cepet sama orang lain" Ya itu juga jadi kekhawatiran gue saat gue jauh beribu-ribu kilometer dengan Nara.
"Kamu nakutin hal-hal yang gak seharusnya kamu pikirin. Kalo misalnya kita berakhir kaya gitu yaudah. God have a better plan Jeff!" Suara Nara mulai meninggi.
Gue sayang sama Nara, gue cuma takut Nara ketemu sama orang yang lebih baik dari gue. Gasalah kan? Walaupun gue emang belum cukup jadi laki-laki yang baik buat dia. Memang Nara ada benarnya, kalau pada akhirnya kita emang gak bersama, ya tuhan pasti punya rencana lain buat kita berdua.
Selain masalah pekerjaan, Nara juga tidak mungkin meninggalkan Mamanya dirumah dalam waktu dekat. Terlebih, saat Juan, adiknya masih menjadi anak rantau diluar kota.

KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Depan [JJH]
Fiksi PenggemarCerita tentang Jeffrey dan Nara yang mencoba mempertahankan hubungannya dan masa depan mereka masing-masing some part may be mature content🔞