"Jeff bangun!!!!" Suara Nara keras terdengar ditelinga Jeffrey melalui sambungan telpon. Pasalnya sudah hampir jam 8 pagi, Jeffrey tak kunjung membuka matanya. Sedangkan Nara sudah berangkat ke kantornya.
Kali ini Nara tidak naik KRL lagi, Nara sudah diizinkan oleh Ayahnya untuk membawa kendaraan sendiri mengingat jam kerjanya sudah teratur.
Dengan nyawa yang masih setengah sadar, Jeffrey terpaksa membuka matanya, memasuki kamar mandi walaupun masih dengan santainya.
Ini pasti efek semalam. Batin Jeffrey.
Semalam Jeffrey berkumpul dengan beberapa teman sejurusannya waktu kuliah, seperti anak muda pada umumnya teman Jeffrey bahkan memesan minuman keras untuk disantap bersama. Jeffrey bukan peminum. Tapi semalam Jeffrey terpaksa ikut minum karena merasa tidak enak dengan teman-temannya. Akibatnya, setelah bangun tidut kepala Jeffrey cukup pusing. Meskipun ia tidak minum terlalu banyak. Bahkan tidak sampai mabuk, namun alkohol tetaplah alkohol.
"Iyaiya ini udah dikamar mandi" Kata Jeffrey dengan handphone yang masih menempel ditelinganya.
Jeffrey menekam tombol loud speaker, dan meletakkan handphone pada ujung wastafel. Ini memang menjadi kebiasaan. Jika Jeffrey telat, Nara yang bertugas membangunkannya tidak semudah itu untuk menutup telponnya. Nara memastikan Jeffrey benar-benar mandi dan benar-benar bersiap-siap.
"Udaah" Sahut Jeffrey setelah menggosok giginya.
"Yaudah mandi yaa sayang" Kata Nara yang kemudian menutup telponnya.
Sebenarnya Nara kesal dengan Jeffrey. Nara tahu Jeffrey itu bukan orang yang bisa minum, tapi cuma ikut-ikutan dengan embel-embel gaenakan. Padahal kan bisa nolak secara baik-baik. Tapi Nara gamau ambil pusing, toh Jeffrey juga udah dewasa.
Narapun juga bukan orang yang suka melarang-larang. Yang ia pikirkan kali ini bagaimana caranya menghabiskan waktu bersama Jeffrey dalam waktu kurang lebih empat bulan. Entah sekedar duduk ditamanpun juga tidak masalah.
Semenjak terjadi hal ini Nara juga merasa berbeda dengan biasanya, ia merasa seperti tidak ingin menyia-nyiakan siapapun sebelum orang itu pergi jauh darinya. Termasuk Jeffrey.
Beberapa hari terakhirpun Nara juga memulai hubungannya kembali dengan kelompoknya semasa SMA. Awalnya, Nara lebih sering menjadi silent reader di grup mereka.
Pekerjaan Nara setiap hari tidak lain tidak bukan adalah memeriksa segala ketepatan berita yang akan disiarkan, memastikan bahwa semua hal berjalan dengan baik. Terlihat mudah namun jika dijabarkan juga terlalu sulit. Bahkan memakan banyak waktu. Untungnya program berita yang Nara hanya siang hari, tidak terbayang kalau sampai malam hari.
Nara biasa menghabiskan istirahat makan siangnya didalam ruangan. Biasanya, Mama Nara membawakan kotak bekal. Namun, hari ini Mamanya sedang pergi ikut Dinas kerja sang Ayah.
"Heh sendirian aja! Tumben lo disini" Sapa Erwin yang menghampiri Nara bersama Mas Jon saat Nara sedang meminum tehnya perlahan.
"Eh Mas Jon, duduk duduk Mas" Balas Nara yang terlebih dahulu menyapa Mas Jon membuat Erwin mendelik.
"Tumben gak dibawain bekel?" Tanya Erwin
"Mama ikut si Ayah dinas tuh tiga hari"
"Wah enak ya Nar bawa bekel" Sambar Mas Jon
"Hehe iya Mas, kata si Mama lebih sehat aja gitu"
"Emang pas Mamanya pergi gak masak sendiri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Depan [JJH]
FanficCerita tentang Jeffrey dan Nara yang mencoba mempertahankan hubungannya dan masa depan mereka masing-masing some part may be mature content🔞