Nara dan Jeffrey saat ini masih belum berbaikan. Bahkan Jeffrey telah mengirimkan banyak pesan permintaan maaf kepada Nara. Mengingatkannya makan siang, istirahat, ngemil-ngemil dan sebagainya.
"Doi. Ini gimana belom dibales juga" Kata Jeffrey yang sedari tadi hidupnya amat tidak tenang dan selalu mengadukan hal tersebut ke Dion yang duduk disebelah meja kerjanya.
"Kaya baru pernah ribut aja" Balas Dion santai dan tetap terfokus kepada layar komputernya.
"Doi gak gitu, aduh gimana ya" Jeffrey sampai mengusap kasar kepalanya saking pusingnya.
"Harusnya lo berani bilang enggak ke Mbak Mela. Bilang aja ada urusan. Enggak bisa banget bohong demi kebaikan" Jawaban menohok dari Dion terdengar sedikit menyesatkan namun ada benarnya.
"Baik-baikin lah, kasih yang dia suka."
"Apa?"
"Ya lo yang tau. Kan lo yang pacarnya. Bukan gue."
"Ohiya maaf" Begitulah Jeffrey, IQ nya bisa tiba-tiba menurun karena memikirkan Nara yang masih marah kepadanya.
"Kasih bunga aja" Celetuk Dion tiba-tiba
"Nara gak suka bunga" Jawabnya singkat
"Sok tau lo Jeff—"
"Lah kan gue pacarnya? Gimana sih lo doi?"
"Maksud gue, mana ada perempuan yang tetep gak suka bunga kalo dikasih sama pacarnya. Dengerin dulu jangan asal main gas"
Jeffrey manggut-manggut "Oh bilang dong"
Selama empat tahun menjalin hubungan, baru kali ini Jeffrey akan memberikan satu bucket bunga untuk Nara. Jeffrey segera melakukan pencarian di google toko bunga terdekat dari kantor Nara.
"Halo Mas, saya mau pesen bunga"
"...."
"Yang paling bagus Mas"
"...."
"Hah banyak ya?" Jeffrey melirik ke arah Dion yang sedari tadi memperhatikannya. Dion mengambil kertas dan menuliskan jenis bunga dan jenis bucket terbaik menurutnya dan meminta Jeffrey untuk memesan itu saja.
"Oh ini Mas, yang pake 100 tangkai mawar"
Dion terkejut dan langsung melihat catatannya kembali. Perasaan dia hanya melulis 25 tangkai mawar. Kenapa jadi empat kali lipatnya."Alamatnya saya kirimin lewat WA aja ya mas. Sama sekalian pesannya. Soalnya panjang"
"...."
"Iya nanti langsung saya transfer. Makasih ya Mas, selamat siang"
"100 buat apa? Mau bikin karangan bunga?"
"Engga. Kan ditulisan lo 25 tangkai pertahun. Gue udah 4 tahun sama Nara, jadi 100 tangkai dong" Kata Jeffrey. Dion jadi ingin menyalahkan dirinya sendiri. Buat apa juga is memberi tahu bahwa ia memberi pacarnya 25 tangkao bunga pertahunnya. Tidak sekaligus. Tapi Dion akan menghitungnya hingga 25 kali.
"Lo kayanya tau banget bunga. Pernah beli buat cewe yang mana? Yang lo tinggalin itu? Apa tante-tane lo yang sekarang?" Tanya Jeffrey frontal membuat mood Dion sedikit menurun.
"Gausah bahas dia, bahkan gue enggak tau dia dimana sekarang. Sosmednya gak ada yang aktif"
"Terus lo masih nyariin? Gak konsisten Doi hidup lo. Padahal lo masih sama si Tante"
![](https://img.wattpad.com/cover/209128927-288-k746906.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Depan [JJH]
FanfictionCerita tentang Jeffrey dan Nara yang mencoba mempertahankan hubungannya dan masa depan mereka masing-masing some part may be mature content🔞