Seperti yang dibilang Erwin kemarin siang, is mengajak Jeffrey dan Nara jalan-jalan. Tidak peduli apakah ia harus menjadi nyamuk atau tidak.
Nara bangun lebih pagi dari biasanya, bahkan setelah orang tuanya pergi keluar kota, Nara sudah terjaga. Takut-takut kesiangan jalan sama Jeffrey.
Entah apa yang merasuki Erwin, pagi itu mendadak ia terkena diare. Engga tau bener atau engga, tapi Erwin tadi nge chat Nara kalo dia masih bolak-balik kamar mandi. Nara sebagai temen deketnya Erwin gak bisa percaya seratus persen kalo dia tiba-tiba suka batalin acara kaya gini. Secara Nara tau kalo Erwin itu mageran.
"Nar, gak jadi deh gue..." Oke mungkin hanya dari suara Nara bisa tahu kalo Erwin sedang tidak mengada-ngada.
"Kayanya lo kemarin masih baik-baik aja? Lo makan apa sih Win?"
"Seblak. Echan brengsek emang. Dia semalem kerumah gue bawa seblak, baunya enak banget" Erwin ini hidupnya gak jauh dari laki-laki. Kayanya satu-satunya perempuan yang deket sama Erwin saat ini ya bisa dibilang cuma Nara.
"Terus gimana? Katanya lo punya voucher?"
"Ada nih empat, lo ambil dua aja. Janjian di pertigaan deh. Gue nyuruh Randi entar bawain" Erwin ini memang selalu memperbudak adiknya. Nah bedanya Randi ini suka malas dimintai tolong. Beda sama Juan yang justru selalu menawarkan pertolongan kepada Nara.
"Separah apa sih? Gak sampe mau meninggal kan?"
"Parah banget Nar, daripada gue nyusahin lo"
"Lo bukan karna mager kan?" Tebak Nara
"Engga Nar... asli"
"Okee, kabarin aja entar gua ke rumah lo"
"Gausah kerumah gue! Jauh pake muter balik segala" Erwin sedikit ngegas dan seperti orang ketakutan
"Gue pake motor, bisa lewat belakang"
"Gausah pokoknya gausah! Ke pertigaan aja"
"Hah yaudah oke, cepet sembuh"
Sambungan diputus oleh Nara. Sebenarnya Nara tidak terlalu suka ke dufan mengingat dirinya itu salah satu orang yang takut ketinggian dan tidak bisa menaiki beberapa wahana. Cuma sayang juga voucher dari Erwin. Tidak ada salahnya juga, selama 4 tahun Nara belum pernah ke dufan hanya berdua dengan Jeffrey.
"Gausah naik yang aneh-aneh" Kata Nara yang memasanh seat bealtnya di dalam mobil Jeffrey.
Jeffrey masih saja fokus membenahi rambutnya lewat kaca spion.
"Mau ke dufan yang, bukan mau kondangan"
"Iya tau.."
"Ketemu Randi dulu jangan lupa. Disuruh Erwin ambil voucher"
"Hee— eh ngapain pake segala voucher?"
"Biar diskon" Kata Nara yang kemudian melahap satu roti kedalam mulutnya
"Gausah ah, muter balik lagi gak sih kalo kita ke rumah Erwin?"
"Engga kerumahnya sayaaang. Nanti ketemuan di pertigaan" Sampai-sampai Nara menangkup pipi Jeffrey. Pasti sekarang Jeffrey sedang berpikir pake diskon itu ribet dan banyak syarat.
"Gausah lah. Bayar normal aja" Kata Jeffrey
"Nih ya. Masuk ancol aja 25ribu. Belom parkir mobil 20ribuan juga kayanya. Udah 75ribu. Nah masuk dufan tuh... bentar aku searching dulu" Nara membuka browser di handphonenya, mencari info mengenai harga masuk dufan saat akhir pekan.
"295.. itungannya ya 300 lah... kita berdua udah 600. Lumayan banget Jeff, mending uangnya ditabung buat—"
"Buat kita nikah?" Potong Jeffrey yang tertawa kecil
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Depan [JJH]
FanfictionCerita tentang Jeffrey dan Nara yang mencoba mempertahankan hubungannya dan masa depan mereka masing-masing some part may be mature content🔞