LSIH - 1 - Pasien cilik 💘

28.9K 1K 35
                                    


Jangan risau tentang masa depan...
Semuanya ada dalam genggaman Allah.
Risaulah bila saat ini tak serius mendekati-Nya.

💕

"Alfa selalu ingat pesan dokter ya, gosok gigi sebelum tidur...ok" kata Rissa sambil memajukan tangannya yang terbuka lima jarinya yang kemudian disambut "toss" oleh pasien cilik langganannya yang lucu dan menggemaskan bernama Alfa Fahrezi itu.

"Oke tante dokter...Alfa akan ingat itu" sahut Alfa dengan menampakkan deretan giginya yang bagian depannya mulai menghitam menandakan rampan karies atau orang awam menyebutnya dengan gigi gigis.

"Terimakasih dokter Rissa, maaf seharusnya Alfa kontrol kemarin. Tapi tidak ada yang mengantar karena saya juga ada acara. Sekali lagi terimakasih" ucap bu Rahma, yang menurut pengakuannya beliau adalah pengasuh Alfa sejak bayi.

"Nggak apa bu, gigi Alfa juga sudah baik, mungkin sebentar lagi gigi bagian depan akan segera tanggal dan berganti dengan gigi permanen atau gigi dewasa" kata Rissa sambil mengembangkan senyum menatap pengasuh dari bocah cowok imut ganteng 5 tahun itu.

"Sudah tidak ada pasien lagi mbak An?" Tanya Rissa pada mbak Anna, perawat gigi yang tiap hari membantu praktek di Rumah Sakit Sejahtera ini selepas mengantar Alfa dan pengasuhnya hingga ke pintu ruangan praktek.

"Sudah habis dok" jawab mbak Anna yang sudah membantu Rissa hampir tiga bulan di ruang praktek gigi ini.

Ahh...

Rissa menghempaskan tubuhnya ke kursi yang ada di balik meja tempat biasa menerima pasien tersebut.
Diseruputnya teh tawar yang baru sempat diminum seperempat gelas. Hari senin begini sudah biasa agak sibuk karena biasanya di hari itu pasien lebih banyak daripada hari lainnya.
Entah kenapa. Mungkin karena hari sabtu dan minggu jadwal praktek off, jadi mereka menunggu hingga senin tiba.

Sebelum meninggalkan tempat praktek, Rissa biasanya langsung merekap ulang rekam medis pasien hari itu dalam buku besar milik poli gigi. Selain rekam medis di kartu status pasien, Rissa memang membuat sendiri rekam medis di sebuah buku besar sebagai duplikat data-data pasien dengan keluhan, diagnosa serta terapi apa saja yang sudah dilakukan untuk memudahkan jika mereka datang lagi untuk kontrol.

Alfa Fahrezi....
Nama bocah imut ganteng itu ditulis di deret paling akhir karena memang ia merupakan pasien paling bontot yang datang hari ini.

Alfa bisa dibilang adalah pasien favorit Rissa. Wajahnya yang ganteng,pipinya yang gembul, mukanya yang bersih dengan jawaban-jawabannya yang selalu tegas membuat Rissa selalu ingin mentowel pipi bocah taman kanak-kanak itu. Dan meski kritis, menanyakan tiap tindakan yang dilakukan untuk merawat giginya, tetapi bocah tampan itu tak pernah rewel atau menolak untuk dirawat.

Setiap kali datang ke tempat praktek, Alfa selalu hanya diantar oleh bu Rahma, perempuan paruh baya yang mengaku sebagai pengasuh Alfa. Belum pernah sekalipun Rissa berjumpa dengan orangtua Alfa, entah itu ayah atau ibunya, atau mungkin neneknya atau kerabatnya yang menemani Alfa untuk kontrol gigi selain bu Rahma tersebut. Mungkin juga karena baru tiga bulan ia bekerja di Rumah Sakit ini. Mungkin saja sebelum ia praktek di sini Alfa juga pernah diantar oleh keluarganya mengingat rekam medis Alfa sudah sering datang ke poli gigi rumah sakit ini sejak berumur tiga tahun.

Selesai

Rissa meletakkan pulpen hitam yang dipakai di pen box bewarna biru tua itu.

Love Story In Hospital 1  (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang