Rumah sesungguhnya adalah tempat dimana perasaan kita dapat berputar dan kembali
Tak peduli betapa
asingnya suatu negeri atau berapa jauhnya langkah yang telah ditempuh.💕
Perkataan Alfa untuk sering-sering main ke ruangan Rissa sepertinya bukan cuma hisapan jempol.
Dalam seminggu ini sudah dua kali Alfa mengunjunginya. Tidak banyak yang Alfa lakukan di ruang poli gigi, karena memang tidak ada mainan di ruangan Rissa.Untuk menghibur Alfa, Rissa hanya mengajaknya bercerita, dongeng yang juga sering ibunya dulu ceritakan pada Rissa di kala kecil. Dongeng pengantar tidur.
Dan sepertinya Alfa sangat menikmatinya. Rissa bisa menyimpulkan jika bocah lucu itu mungkin sangat jarang diajak bercerita, mendengarkan dongeng dengan sentuhan kasih sayang.
"Kenapa kura-kura menang dari kelinci ketika lomba lari tante dokter, itu sungguh tak mungkin" protes Alfa ketika Rissa bercerita tentang kelinci yang menantang kura-kura untuk berlomba lari disaksikan teman-teman hewan yang lain.
"Tentu saja bisa Alfa, karena kura-kura terus berusaha tak kenal lelah, mengerahkan segenap kemampuannya untuk bisa mengalahkan kelinci. Sedangkan kelinci merasa dirinya pasti menang karena kecepatannya meloncat malah bersantai-santai meremehkan kura-kura dan akhirnya justru tertidur" jelas Rissa sabar.
Alfa cuma menganggukan kepala tanda paham.
"Jadi kita tidak boleh sombong ya tante dokter"
"Ya, benar. Alfa tidak boleh sombong, tidak boleh meremehkan orang lain dan harus giat untuk mencapai keinginan"
Kembali Alfa menganggukan kepala sambil bibirnya membentuk kata "Ooo.." membuat pipi bakponya menggembung menggemaskan.
"Maaf, dokter Rissa jadi terganggu karena Alfa" kata bu Rahma yang tak pernah lepas dari Alfa.
"Ah nggak bu Rahma. Saya malah senang ada yang menemani" tulus Rissa mengatakannya. Apalagi Alfa datang biasanya siang hari di waktu pasien sudah sepi.
Rissa sendiri menebak kalau Alfa menunggu dokter Izzan sampai pulang. Sejujurnya Rissa juga sedikit heran, rumah sakit ini seperti rumah bagi Alfa. Dia bisa keluar masuk santai, padahal ini kan rumah sakit.
"Saya juga tidak terlalu kenal sama dokter Izzan dok. Saya juga belum setahun kerja disini, selisih sedikit sama dokter Rissa" jawab mbak Anna ketika Rissa mencari informasi tentang dokter Izzan dan Alfa.
Bu Rahma juga bukan orang yang gampang dikorek ceritanya. Selain karena sudah sepuh, beliau cenderung pendiam dan malas melayani pertanyaan orang lain. Membuat Rissa tak enak hati sendiri bila banyak bicara pada bu Rahma.
💘💘💘
Rissa memandang pojok ruangan poli gigi yang disulapnya menjadi ruang bermain. Atas seijin dokter Aldy, dokter gigi yang praktek sore, Rissa meletakkan beberapa mainan puzzle, bongkar pasang dan boneka. Tentu Rissa harus meminta ijin dokter Aldy karena mereka memakai ruangan yang sama.
"Saya malah senang atas ide dokter Rissa, pasien anak-anak lebih kooperatif dengan adanya sedikit mainan disana" dokter Aldy menyatakan kesetujuannya.
Beberapa koleksi boneka hewan milik Rissa pun tak luput dari sasaran Rissa untuk dibawa.
"Itu kan boneka kesayanganmu Ca.." ibu keheranan melihat putrinya yang sedang pulang ke Surabaya itu mengangkuti beberapa boneka koleksi Rissa sejak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story In Hospital 1 (Sudah Terbit)
SpiritualeSeringkali apa yang kita harapkan terlalu jauh untuk kita jangkau. seringkali apa yang tidak kita harapkan terasa sangat dekat di depan kita. terkadang kita berharap pada seseorang yang tidak menempatkan kita dalam hatinya. terkadang ada seseorang...