LSIH - 8 - Takdir 💘

15.6K 834 25
                                    

Cinta sejati itu memandang kelemahan,
lalu dijadikan kelebihan untuk saling mencintai

- B.J.Habibie-

💕

"Dokter Rissa hadir juga rupanya" sapa dokter Izzan ketika Rissa sudah mendekat.

"Oh iya. Saya menggantikan dokter Lukito" Rissa melihat kanan dan kiri dokter Izzan yang semuanya dokter senior di rumah sakit ini.

"Mm, saya permisi dulu ya dok" sungguh Rissa merasa ingin segera pulang.

"Kenapa terburu-buru, dokter Rissa tidak makan atau ngobrol dengan yang lainnya dulu?"

"Saya nggak ada yang kenal dok" jawab Rissa pelan, agak malu-malu juga menyampaikannya.

Dokter Izzan malah tertawa mendengarnya.

"Kan kenal sama saya dok. Mari saya temani" dokter Izzan membuat Rissa semakin malu. Beberapa dokter yang berdiri di dekat mereka mulai memperhatikan. Rissa semakin kikuk, jadi ingat obrolannya dengan mbak Anna tentang gosip dokter Izzan dengan dirinya.

Ammar yang sedari tadi meladeni ngobrol dokter-dokter dewan direksi sebenarnya ikut memperhatikan keakraban Izzan dengan Rissa.

Sungguh suasana tersebut membuat Rissa kurang nyaman.

"Ehem..." terdengar deheman tegas mendekati dokter Izzan dan Rissa berdiri.

"Hai Pa..."

Rissa melihat ke arah dokter yang dipanggil 'Pa' oleh dokter Izzan. Rissa menganggukan kepalanya tanda hormat pada dokter yang sudah terlihat jelas gurat-gurat usia senjanya. Rissa sedikit mengurai ingatannya, sepertinya dokter sepuh tersebut adalah dokter Harlan, direktur rumah sakit yang baru digantikan.

"Ini dokter Rissa?" Dokter Harlan menyapa ramah sambil memperhatikan name tag yang tersemat di jas dokter milik Rissa.

"Ah papa tahu aja kalau ada dokter cantik disini..."gurau Izzan yang disambut tawa dari papanya.

Rissa bisa merasakan jika dua orang lelaki, ayah dan anak di depannya sama-sama suka bercanda.

"Ini nih pa, yang suka diceritakan Alfa. Dokter gigi favoritnya Alfa"
Rissa mencoba tersenyum meski ada semburat malu di wajahnya.

Tanpa sengaja netra Rissa malah bisa menangkap tatapan dari dokter yang berada tak jauh dari dokter Izzan. Tatapan dokter tersebut tersirat dingin dan kaku, sangat berbeda dengan sorot mata milik dokter Izzan. Secepatnya Rissa megalihkan pandangannya agar tidak terus bersirobok pandang dengannya.

"Oh ya, cucu saya sering bercerita tentang dokter. Maaf kalau Alfa suka mengganggu dokter" kata dokter Harlan sangat ramah.

"Sama sekali tidak menganggu dok, saya justru senang ada Alfa yang membuat saya terhibur.."

"Ah, Alhamdulillah. Cucu saya itu mungkin merindukan sosok wanita yang bisa menyayanginya" perkataan dokter Harlan membuat Rissa terdiam. Rissa juga tak paham apa maksud dari perkataan dokter Harlan. Dokter Izzan pun memandang papanya lekat, seolah papanya terlalu jujur.

"Ya..ya. Mari-mari silahkan dokter Rissa bergabung dengan tamu yang lain" dokter Harlan seolah menyadari kejujurannya membuat Rissa jadi semakin tak enak.

💘💘💘

Rissa menuangkan pembersih wajah pada kapas putih yang disimpannya di toples plastik agar tetap bersih dan steril. Diusapkannya kapas tersebut ke seluruh bagian wajah. Selain untuk membersihkan sisa-sisa debu atau kotoran yang menempel, cairan pembersih wajah mampu membuat rileks.

Love Story In Hospital 1  (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang