Part 11, Akankah aku ikut kompetisi?

438 21 0
                                    

Flashback 3 tahun yang lalu

Disepanjang jalan, ada seorang gadis kecil yang sedang menggendong sahabatnya dibahunya. Sahabatnya itu menangis karena habis jatuh saat bermain.

"Huwaa..😭 , hiks..hiks.. sakit...😭" Merengek sahabatnya itu.

"Ayolah.. Deven, jangan nangis cuma karena lututmu luka! kamu ini cowok 'kan? Lihat aku, kakiku saja terkilir! terkilir tahu!, a..aduh.." Ocehan Charisa sambil menggendong sahabatnya yang cengeng itu.

"ini semua karena kamu yang menyuruhku huwaaa😭 hiks..hiks..😭" Protes Deven.

"Ah.!! berisik!!" Teriak Charisa. Deven pun malah lebih mengeraskan suara tangisannya hingga menjadi pusat perhatian disana. "Tapi untunglah yang terluka cuma kakimu, kalau tanganmu sampai terluka.. ibumu bisa membunuhku.." Batin Charisa ketakutan.

"Huwaaaa😭😭 sakit..😭" Deven menangis

"Jangan nangis, Deven cengeng! , nanti aku bisa nangis juga😢.." Pintah Charisa. Charisa pun ikut menangis dan akhirnya mereka menangis berdua disepanjang jalan.

Flashback off

"Ini handuk dan baju ganti untukmu, Aku menaruh baju seragammu di mesin pengering" Ucap Deven

"Terima kasih.." Ucap Anneth.

Jadi saat itu, setelah mereka berenang disungai kolom jembatan, Deven memutuskan mengajak Anneth ke rumahnya untuk mengganti baju dan membersihkan semua badannya, karena hari sudah gelap, ia tidak akan membiarkan Anneth pulang sendirian di jalan.

"Btw, dimana keluargamu?" Tanya Anneth

"Ayahku sering pergi karena urusan bisnis, Dulu aku tinggal bersama bibiku, tapi saat aku besar aku menyuruh bibi untuk membiarkanku hidup mandiri, tapi ia suka datang kesini kok." Jawab Deven sambil sibuk mengeringkan Pakaiannya dan pakaian Anneth juga.

Anneth bercermin dikaca toilet sambil memperhatikan dirinya yang sedang memakai baju Deven."Wah, ukurannya lebih besar dari perkiraanku" Ucapnya.

Setelah itu, Anneth menjelajahi rumah Deven dan melihat kamar gudang. Saat membuka kamar tersebut ternyata ada piano yang sudah berdebu dan dipenuhi buku dan catatan not di atasnya. Semuanya berantakan, bahkan piala yang Deven menangi saat kompetisi dulu sudah banyak yang patah dan berserakan begitu saja.

"Di sini kau rupanya, apa kamu mau kopi? aku juga bisa membuatkan susu kalau mau" Deven menemukan Anneth di gudangnya. Anneth hanya diam membisu dan tak membalas ucapan Deven.

"Hiiyyyaaaa!!!" Anneth menjatuhkan semua buku2 dan catatan not yang berada di atas piano itu. "Haaaahh😲 a..apa yang kau lakukan!!" Deven terkejut. Anneth mengambil handuk yang berada di atas kepalanya itu untuk membersihkan debu2 yang menempel di piano tersebut. Deven sontak kaget melihat perbuatan Anneth.

"Permainan yang baik, dimulai dengan lingkungan yang baik pula!, Untuk awalnya sirkulasi udara!" Anneth membuka Jendela Gudang tersebut. tapi saat membukanya langsung ada Charisa juga yang sedang mengintip di jendela rumahnya. Karena Deven tetangga dengan Charisa dan jendela rumahnya pun saling berdampingan. Charisa hanya kaget melihat mereka berdua.

"Wah, ternyata bertetangga dengan Charisa😁" Girang Anneth.

"I...i..ini bukan seperti yang kamu bayangkan😫, aku bisa menjelaskannya😓" Panik Deven melihat ekspresi Charisa.

Charisa melirik Anneth. Batinnya "Anneth? memakai bajunya Deven? rambutnya juga basah? Hehh??!!😲".
Charisa negative thingking terhadap Deven. Ia pun menunjukkan ekspresi marah dan kesal lalu melemparkan kursinya ke jendela rumah Deven hingga mengenai muka Deven.

Kebohonganmu Dibulan April (Denneth)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang