Part 18, Kejujuran yang pahit

438 28 9
                                    

Aduh maaf yah author telat upload ceritanya, karena akhir2 ini author lagi kurang Vit dan juga kuota kemaren udah habis hehe.. Jadi kali ini partnya bakal author panjangin sedikit hehe.. ~author

-
-
-
-
-

"semua orang lebih suka kejujuran meskipun itu pahit, daripada manis tapi aslinya kebohongan."

~Nashwa Zahira~

Dipagi hari yang cerah seorang gadis dengan rambut sebahu tengah berjalan menuju ke sekolah bersama dengan temannya. Tetapi perjalanan mereka berdua begitu hening tak ada yang berbicara bahkan gadis dengan rambut sebahu itu hanya melamun.

"Ucha, bagaimana keadaanmu dengan kak Alif?" Tanya temannya Nashwa.

Tak ada jawaban dari Charisa, dia hanya terus melamun seperti memikirkan sesuatu. Nashwa melambaikan tangannya ke depan Charisa agar sadar dari lamanunannya itu.

"Ehh.. kamu bilang apa tadi?" Charisa tak mendengar perkataan Nashwa tadi.

"Ya ampun cha, kamu kenapa sih akhir-akhir ini melamun terus, ada masalah ya?" Tanya Nashwa.

"Eng-gk kok, biasalah pagi-pagi pasti banyak orang melamun juga kan" Jawab Charisa.

"Tadi aku bertanya, bagaimana  keadaan kamu dengan kak Alif?" Kata Nashwa.

Awas kalian kalau gk tau siapa si Alif, dia pernah muncul di part sebelumnya. Kalau gak tau dia siapa author gigit nih.. awokwok :v ~Author

"Ehmm.. gini uwa, Aku itu pacaran sama kak Alif tapi aku tidak mencintainya" Jawab Charisa.

"Hah? sejak kapan? kok gak bilang-bilang?"

"Ehmm udah lama sih"

"Terus kalau kamu tidak cinta sama dia, kenapa diterima saat dia nembak kamu Cha?" Tanya Nashwa sambil menempelkan telapak tangan di dahinya.

"Aku takut dia sakit hati, soalnya dia udah suka sama aku sejak dia masih sekolah disini, sejak dia jadi ketua ekskul baseball disini." Jawab Charisa.

"Dengerin yah, Jatuh cinta itu memang ada resikonya, yaitu sakit hati. Ucha jangan bohongin perasaan kamu sendiri, kasian si Alif yang menjalani dan merasakan cinta palsu dari seseorang yang dia cinta selama setahun" Jelas Nashwa sedangkan Charisa hanya menunjukkan wajah yang lesuh.

"Cha, semua orang lebih suka kejujuran meskipun itu pahit, daripada manis tapi aslinya kebohongan." Sambung Nashwa.

Charisa perlahan menurunkan air matanya lalu memeluk Nashwa. Nashwa menenangkan temannya itu dengan mengusap-usap rambutnya. Lagipula jalanan sedang sepi karena masih dipagi hari jadi Charisa memberanikan diri untuk mengeluarkan air matanya, ia sudah tak sanggup lagi menahan air matanya itu.

"Aku memang bodoh, menerima tembakan seseorang tanpa mencintainya hiks..hiks... Tapi uwa, yang aku pikirkan selama ini adalah entah kenapa aku begitu risih ketika Deven bermain bersama dengan Anneth seakan akan dia ingin mengambil Deven dariku. Tadi malam aku mendengar Deven sedang menelfon Anneth dijendelanya sambil menyanyi bersama, Kau tahu disitu aku menangis tanpa mengeluarkan suara agar aku tidak ketahuan, aku menutup gorden jendelaku agar dia tak bisa melihatku menangis dan aku mematikan lampu agar dia kira aku sudah tidur. Kenapa bisa seperti ini, padahal aku tak berhak merasa seperti ini. Dan aku pikir Deven mencintai Anneth tetapi Friden juga, aku takut persahabatan kami hancur karena cinta hiks... Uwa tolong aku.."  Charisa melampiaskan semua perasaan yang ia pikirkan selama ini kepada Nashwa. Nashwa berusaha menenangkan Charisa lalu segera melanjutkan perjalanannya menuju ke sekolah.

Kebohonganmu Dibulan April (Denneth)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang