Part 16, Apakah aku mencintainya?

355 23 7
                                    

"Iya aku tau..., dan aku juga menyukainya, lalu bagaimana dengan dirimu?"

"Aku?"

"iya.. apakah kau juga menyukai Anneth?"

"pertanyaan macam apa itu Friden, kau--" Pembicaraan mereka terpotong saat ada yang membuka pintu.

Terlihat seorang gadis berambut gelombang dengan senyuman yang manis sedang membawa kotak makanan lalu memberikannya kepada Friden. Karena melihat Deven ia pun menyuruh untuk ikut mencobanya

"loh aku juga?" Tanya Deven

"Tentu saja, kau juga ada disini.. , ehm bagaimana kue pie susu buatanku Friden? enak?" Tanya seorang gadis violin itu

"Umm.. swangat enwak!" Jawabnya memberikan jempol sambil mengunyah makanan buatan Anneth.

"Kau juga harus mencobanya Dev" Friden memberikan kotak makanan itu ke Deven.

"Brukk!" Hentakan pintu yang terbuka secara kasar

Disitu nampak seorang gadis tomboy berambut sebahu dengan pakaian football sedang menunjukkan ekspresi kesal. Mereka bertiga yang sudah lama berada dalam ruangan musik heran melihat ekspresi gadis itu.

"Dasar.. ngumpul gk ngajak aku, hufft" protes Charisa. Mereka bertiga hanya terkekeh karena gemas melihat pipi chubby Charisa saat cemberut.

😊

Dilangit senja berwarna orange menghiasi langit yang bertanda sebentar lagi akan memasuki fase malam. Seorang pianis dan violin berseragam sekolah sedang berada di jalan menuju ke rumah. Mereka asyik berbincang sambil canda tawa seakan akan dunia serasa milik mereka berdua // eak :v

"Hahaha..Deven kau itu sangat lucu, udah dari kecil sih😂, Hufft aku sangat rindu pipi chubby mu saat kecil" Tawa Anneth sambil menepuk punda Deven.

"Hah? kenapa kau berkata seolah-olah sudah mengenalku sejak kecil?" Deven memegang kedua pundak Anneth dan menatapnya dengan serius.

"Bahkan kau pernah mengatakan semua juara-juara yang pernah ku raih sejak kecil? kenapa kau bisa mengetahui semuanya?" Sambungnya.

Seketika hening hanya suara hembusan angin dan daun yang bertebaran bersaksi atas keberadaan mereka berdua. Mendengar pertanyaan itu membuat Anneth membeku dan tak mengeluarkan kata sedikit pun. "Gawat!" Batinnya.

Deven melambaikan tangannya ke wajah Anneth untuk menyadarkan dari kelamunan si gadis itu.

"ehm.. bu-bukankah kau ini sejak kecil terkenal menjadi seorang pianis cilik? ya wajarlah aku tau, karena aku suka berita mengenai hal musik.. iya hehe" Jawab Anneth terbata-bata bahkan tak sanggup melihat mata Deven yang coklat itu.

😊

Dimalam hari gadis berambut sebahu itu duduk termenung dikamarnya, ia sedang memikirkan sesuatu mengenai sahabatnya. Ia merasa begitu berbeda dengan persahabatannya yang dulu semenjak datangnya seorang gadis Violin menghiasi hidup mereka.

"Ucha.. tidakkah kau merasa semakin lama kau jarang bermain berdua dengan sahabat kecilmu?" Pertanyaan dari temannya, Nashwa itu menghantui pikirannya.

Kebohonganmu Dibulan April (Denneth)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang