ㅡ01

2.6K 220 58
                                    

Note: Disarankan untuk mengganti warna latar menjadi warna krem.

Note: Disarankan untuk mengganti warna latar menjadi warna krem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Loh, Rene belom pulang?”

“Oh? Hehe belom.”

“Gue kira lo balik sama Seulgi tadi.”

Gadis itu, Irene menggeleng pelan. Berdiri didepan gedung kantornya seraya merapatkan jaketnya.

“Mau balik bareng kaga?”

Senyum tipis Irene menjawab tanya pemuda dihadapannya itu, “Nggak usah deh, gue udah chat Sehun kok.”

Pemuda kulit tan itu nampak diam mengerjap, tak lama pandangannya menebar ke segala arah. Sudah malam dan ia juga yakin bahwa ialah yang terakhir keluar dari kantor.
“Yakin?”

Untuk yang kedua kalinya Irene mengangguk.

Hendak melanjutkan langkah menuju tempat parkir, Kai tampak ragu. Merasa sedikit tak tega meninggalkan temannya itu, terlebih-lebih Irene perempuan.
“Bareng sama gue ajalah yuk?”

“Haha lo duluan aja nggak apa-apa kok. Beneran gue udah chat Sehun, bentar lagi pasti jemput!”

Kai itu sudah berteman lama dengan Irene. Seiring berjalannya waktu pemuda itu mulai hafal jika Sehunㅡkekasih Ireneㅡsering memperlakukan Irene secara kurang baik. Singkatnya, Irene sering dikecewakan.
“Udah dibales sama dia?”

Irene menunduk menatap ponselnya. Chatnya hanya diread oleh kekasihnya itu.
“Udah di read kok. Palingan bentar lagi nongol. Udah lo pulang aja ntar adek lo nyariin dah!”

“Hmm yaudah. Tapi, kalo Sehun belom juga jemput lo boleh hubungin gue.”

Kedua sudut bibir Irene tertarik keatas secara otomatis. Bagaimanapun juga gadis itu merasa beruntung memiliki teman seperti Kai.
“Siap!”

“Yaudah ati-ati deh ya disini sendirian...”

“Tenang, udah biasa kok.”

Sudah biasa.

Sudah biasa menunggu tapi, yang ditunggu tak kunjung datang. Irene terlalu sering mengalaminya. Jika seandainya Irene diijinkan untuk pulang sendiri pun maka tawaran Kai tadi akan langsung diterimanya, namun perlu digaris bawahi bahwa Sehun akan marah jika Irene pulang bersama orang lain terutama laki-laki.

Tapi, ketika Irene meminta jemput Sehun seolah entah menghilang.

Menyebalkan? Oh sudah jelas!

Mau bagaimana lagi, sesebal-sebalnya Irene, semarah-marahnya Irene, gadis itu akan tetap stuck dengan pemuda itu. Tidak mengerti lagi. Padahal teman-teman disekitarnya menyarankan dirinya untuk putus dan mencari orang lain yang sekiranya bisa menghargai perasaannya, bukannya jadi sakit sendiri begini.

𝙋𝙧𝙚𝙩𝙩𝙮 𝙎𝙚𝙡𝙚𝙣𝙖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang