ㅡ08

873 128 20
                                    

Note: Disarankan untuk mengganti warna latar menjadi warna krem.

Note: Disarankan untuk mengganti warna latar menjadi warna krem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti apa yang telah diberitakan semesta. Perihal hukum karma yang kini telah bekerja. Bahwasanya ini realita bukan sekedar mimpi belaka.

Sosok jelita yang kini terduduk membatu menghembuskan nafasnya teratur lantas memejamkan mata. Asanya dipatahkan begitu saja oleh waktu, yang mana ketika terjaga masih dalam sepotong raga berparas ayu.

“Na, lo mikir apa sih? Dari tadi diem aja!”

Cantik itu, Selena melirik sekilas kearah sepupunya yang kini tengah mengemudikan kendaraan yang kini membawa mereka ke suatu tempat yang belum ia ketahui.
“Young, kita mau kemana?” tanyanya mengacuhkan pertanyaan Hayoung beberapa detik yang lalu.

“Lah, ya ke gedung lah!”

“Gedung apa?”

Tanya yang dilontarkan oleh Selena hampir saja membuat kendali mobil terlepas. “Gedung agensi, Selena! Kemarin fotografer Kim ngomel gara-gara lo absen perkara sakit, jadwal jadi sedikit berantakan gara-gara itu!”

Fotografer?

“Emang gue disana ngapain? Kerja?”

Astaga jika seandainya tidak sedang menyetir mungkin Hayoung akan menggetok sedikit kepala Selena agar segera sadar.

“Young, gue kerja disana?” Selena mencolek lengan Hayoung.

“Tau ah!”

“Nggak bisa, Tal! Lo ada jadwal pemotretan jam 3 ntar!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Nggak bisa, Tal! Lo ada jadwal pemotretan jam 3 ntar!”

Sedang yang diajak bicara sudah dengan santai mendaratkan bokong di salah satu kursi depan meja rias. Tak lama lampu-lampu besar yang tersusun dipinggiran kaca tersebut menyala, disusul seorang make up artist yang sudah mulai membuka kotak peralatan riasnya.

𝙋𝙧𝙚𝙩𝙩𝙮 𝙎𝙚𝙡𝙚𝙣𝙖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang