ㅡ05

1.2K 177 77
                                    

Note: Disarankan untuk mengganti warna latar menjadi warna krem.

Note: Disarankan untuk mengganti warna latar menjadi warna krem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepasang manik cantik itu menyorot tajam. Yang baru saja gerimis karena sederet kosakata menyakitkan. Sudah cukup baginya mengalah, semakin kesini semakin tidak ada rasa bersalah. Sehun sungguh terlalu!

Apa mungkin bagi taruna itu semua ini hanya sebuah candaan? Irene dijadikan bahan guyonan, begitu?

“Rene, kamu apa-apaan sih?”

Menggeleng pelan, Irene benar-benar dibuat buntu pikirnya menghadapi sepotong rupa dihadapannya kini. Yang sayangnya adalah kekasihnya sendiri. Sudah mengerti dimana letak salahnya, lantas mengapa masih bertanya?

Tangan besar itu mengelus pipi yang menjadi sasaran tamparan. Tampak merah, biar saja. Biar rasa!

“Kamu masih bertanya?”, tanya Irene memandang lurus wajah rupawan itu. Terdengar rendah dan bergetar.

“Bercanda. Gitu aja marah!”

Boleh Irene mengumpat didepan pemuda itu sekarang secara langsung? Apa hal yang seperti itu pantas dianggap sebagai candaan?
“Sayangnya candaan kamu nggak lucu sama sekali!”

“Ck baperan amㅡ”

“Aku minta putus!”

Kalimat yang belum tuntas itu menggantung begitu saja. Agaknya seruan itu berhasil membuat si lelaki tak bergeming.

“Aku capek! Aku minta kita udahan!”

Dua sosok pemuda yang sedari tadi setia menjadi penonton, hanya diam memperhatikan. Tak ingin ikut campur atau sekedar membantu mereka kembali akur.

“Rene kamuㅡ”

“Udah. Kamu nggak usah bilang apa-apa lagi! Kita selesai! Kamu bisa bebas ngelakuin apapun sesukamu tanpa harus peduliin perasaan seseorang. Makasih buat semuanya...”, sela Irene final. Ia sudah angkat tangan, menyerah.

Ketika raga kecil itu hendak berbalik dengan maksud hengkang, satu tangan besar telah berhasil menghalangi, menyentak hingga Irene kembali membalikkan diri.

“Auw, Sehun sakit!”

“Kamu bilang apa? Putus? Nggak semudah itu! Kamu masih pacarku titik!”

𝙋𝙧𝙚𝙩𝙩𝙮 𝙎𝙚𝙡𝙚𝙣𝙖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang