ㅡbonus chapter (fin)

1.2K 125 29
                                    

*ada nggak sih yang masih nyimpen cerita ini di perpustakaan?


















Note: Disarankan untuk mengganti warna latar menjadi warna krem.

Sehun menyorot tajam pada pria yang berdiri di belakang seorang wanita yang kini berbincang dengan Irene

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun menyorot tajam pada pria yang berdiri di belakang seorang wanita yang kini berbincang dengan Irene. Berani sekali menatap gadisnya hingga seperti itu? Sehun tahu betul apa yang ada didalam otak pria itu.

“Makasih ya, Bu,” ucap Irene.

Wanita bertubuh sintal itu membalas senyum Irene dengan ramah. “Ya, Neng sama-sama.”

“Kalo gitu kita mau pamit dulu,” sambung Irene lantas menjabat tangan wanita tersebut, disusul pria di belakang yang turut mengulurkan tangan namun, sebelum dua tangan berbeda ukuran itu saling berjabat, Sehun terlebih dahulu menyerobot.

Enak bener lo daki, mau salaman sama cewek gua! Musnah aja lo!”

Irene menoleh kearah Sehun yang memasang senyum paksa dengan menjabat kuat tangan pria itu. “Hun,” tegurnya pelan.

Dua tangan itu terlepas. Pria itu nampak sedikit meringis akibat perbuatan Sehun yang sengaja menjabat tangannya dengan sangat kuat.

“Permisi, Bu. Mari,” pamit Irene disusul Sehun yang mengekor dibelakang.

Urusan catering selesai.

“

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“...kamu nggak lihat sih gimana cara tuh orang liatin kamu tadi! Asli pengen aku sentil aja tuh biji matanya biar nggak meleng liat cewek cantik!”

Sudah sejak tadi mulut Sehun tak jemu mengomel dengan jiwa menggebu-gebunya. Bahkan kemudi yang tidak bersalah harus menjadi korban pukulannya berkali-kali.

𝙋𝙧𝙚𝙩𝙩𝙮 𝙎𝙚𝙡𝙚𝙣𝙖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang