Chapter 4 : Neighbour

3.3K 437 33
                                    

Dua orang pemuda yang memutuskan untuk berjalan – jalan sebentar itu, akhirnya memilih makan di restoran 24 jam. Keduanya memilih menu yang sama dan hanya dibedakan oleh setumpuk sambal dan tidak tersentuh sambal sama sekali.

"Hmm.. kau takut pada sambal ternyata."

Wang Yibo tertawa sebentar sebelum membiarkan satu suap besar memasuki mulutnya.

"Perutku tidak terbiasa makan pedas."

Xiao Zhan mengangguk mengiyakan saja. Dia masih sibuk mengaduk – aduk makanannya agar semua bagian terkena sambal.

"Kau kebalikan dariku. Aku tidak bisa hidup tanpa sambal."

"Selama dua puluh empat tahun hidup tidak pernah jauh dari sambal?"

Wang Yibo melanjutkan makannya, sembari menatap Xiao Zhan yang masih berpikir untuk menjawab.

"Ada kalanya aku tidak menyentuh mereka sama sekali. Tapi kalau musim dingin, aku akan hidup berdampingan dengan mereka."

"Kau terdengar seperti menceritakan para pacarmu yang tak pernah kau sentuh, kecuali pada musim dingin saja."

Jawaban Wang Yibo membuat pemuda di depannya, tertawa terpingkal – pingkal. Untung makanan yang pedas itu sudah masuk ke perutnya. Kalau dia masih mengunyah sekarang, mungkin telinganya akan terasa seperti dibakar karena dia akan tersedak.

Air putih yang ada di gelas Xiao Zhan sudah hampir tandas. Dia suka pedas, tapi dia masih butuh air minum banyak untuk membiarkan kerongkongannya tidak kelewat panas.

"Wuah, aku jadi membayangkan kalau aku punya beberapa pacar yang menyenangkan."

Wang Yibo hanya menatap dengan senyum canggung. Mulutnya masih mengunyah, jadi dia enggan untuk menjawab apa yang Xiao Zhan katakan. Xiao Zhan juga melanjutkan proses makannya. Obrolan hanya berakhir di sana, sampai mereka berdua selesai makan.

"Zhan-ge."

"Hah?"

Xiao Zhan menatap Wang Yibo dengan muka sedikit terkejut. Sungguh tidak biasa baginya mendengar Wang Yibo memanggilnya dengan sebutan gege. Sedikit aneh rasanya.

"Kau terlihat terkejut. Apa aku tidak bisa memanggilmu seperti itu?"

Xiao Zhan buru – buru mengibaskan tangannya berkali – kali. Yang dia maksud bukan demikian.

"Tidak tidak, bukan begitu maksudku. Tentu saja kau boleh. Bo-di jangan ragu."

Kini Wang Yibo yang memberikan ekspresi aneh. Dia seperti enggan mendengar panggilan Xiao Zhan untuknya.

"Lebih baik cukup panggil namaku saja, ge."

Xiao Zhan menggelengkan kepalanya, kalau Wang Yibo saja bisa memanggilnya gege. Kenapa Xiao Zhan tidak bisa memanggil Wang Yibo didi?

"Didi, menurutlah pada gegemu ini."

Wang Yibo melirik kanan kiri, kemudian setengah berbisik pada Xiao Zhan.

"Kau punya kantong untuk aku muntah Zhan-ge?"

Kemudian keduanya tertawa bersama. Beruntung restoran tempat mereka makan, cukup sepi pengunjung. Tawa menggelegar mereka, hanya di lirik oleh para pelayan yang sedang bekerja.

Menyelesaikan pembayaran atas apa yang mereka makan, dilakukan oleh Wang Yibo. Katanya ini adalah cara Wang Yibo berterima kasih atas apa yang dilakukan Xiao Zhan kemarin.

Yang lebih tua hanya mengangguk menyetujui, siapa sih yang tidak mau di traktir?

Acara jalan – jalan mereka selesai tepat pukul setengah dua pagi. Keduanya memutuskan untuk menunggu di halte bus yang sama. Karena tempat mereka ternyata berada di satu kompleks yang sama.

MIDNIGHT SUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang