Chapter 11 : Day Two

2.7K 293 59
                                    

Keduanya tidak benar – benar berpesta siang itu. Bahkan pundak Xiao Zhan terpaksa harus kesemutan, karena kekasih mudanya meninggalkan Xiao Zhan menuju ke dunia mimpi. Permainan mereka berakhir setelah Wang Yibo tertidur saat Xiao Zhan memeluk pemuda itu. Memang sangat tidak sesuai rencana, apalagi Xiao Zhan sudah mempersiapkan hal – hal lain yang mungkin mereka butuhkan saat pesta nanti.

"Hei, Lao gong, apa kau tidak tidur semalam?"

Tentu saja tidak ada jawaban dari Wang Yibo. Si bungsu Wang ini masih sibuk menyelam mimpi dan menyamankan diri dalam pelukan Xiao Zhan. Beruntung Xiao Zhan termasuk jejeran orang penyabar dan penyayang, jadi tubuh Wang Yibo masih utuh tanpa cacat.

Sebagai yang ditinggal tidur, Xiao Zhan berusaha menarik tangannya yang tertindih oleh kepala si muda. Tak banyak gerakan, Wang Yibo masih nyaman dengan tidurnya. Sembari membiarkan kekasihnya tidur, Xiao Zhan menatap wajah Wang Yibo dengan teliti.

Dirinya terdiam sejenak, baru kemudian senyum manisnya tampak.

"Baiklah, kita habiskan siang ini dengan tidur bersama saja, Lao gong. Walaupun tidur bersama dengan makna yang sebenarnya."

Keduanya berakhir dengan tidur saling berhadapan sampai sore menjelang. Tidak tahu apa yang terjadi selama mereka tertidur, yang pasti saat mereka bangun, Tuan Xiao sudah duduk di atas sofa dan menyesap tehnya. Xiao Zhan yang keluar pertama dari kamar jadi malu tidak karuan, bisa saja ayahnya melihat kan?

"Zhanzhan, kemari sebentar."

Xiao Zhan yang sebenarnya hanya ingin mengambil minum, jadi mendekat dan duduk sebentar di sebelah ayahnya. Pria separuh abad itu menatapnya dengan muka khawatir, lalu tanpa aba – aba memeluknya.

Wang Yibo sendiri yang baru saja bangun dari tidurnya, berjalan santai keluar kamar dan berteriak seolah mereka hanya berdua di apartement.

"Lao po~~"

"Lao po~~"

Senyum dan tingkah kekanakan Wang Yibo menjadi amblas ke dasar bumi, setelah ayah Xiao Zhan menatapnya dengan kedua alis terangkat. Sedang Xiao Zhan yang ada di sebelah pria separuh abad itu hanya memberikan senyum canggung.

"Apa kalian sedang bermain peran?"

"Pa!"

"Batas waktuku sampai pukul lima sore dan satu jam lagi waktu kalian akan habis."

"Oh Tuhan, Papa! Satu jam itu masih lama. Pa-

"Terserah kalian mau melakukan apa, aku akan ke kamarku dan tolong jangan terlalu berisik."

Tuan Xiao mengangkat cangkir teh dan koran yang ada di meja. Meski dibebaskan oleh pemilik rumah, Xiao Zhan maupun Wang Yibo tidak benar – benar bebas sekarang. Mengingat kamar Xiao Zhan tidak begitu kedap suara dan bisa saja ayah Xiao Zhan menahan mereka berdua di puncak suasana.

Satu jam mereka berakhir sia – sia, karena Xiao Zhan memilih untuk menyiapkan barang – barang yang akan mereka bawa untuk wisata malam. Wang Yibo sebagai tamu hanya menurut, mana ada nyali dirinya bertengkar dengan Xiao Zhan saat calon ayah mertuanya ada di rumah. Bisa – bisa hubungan mereka kandas.

Wang Yibo dan kekasihnya baru benar – benar keluar setelah matahari tidak memancarkan sinar sama sekali. Langit sudah gelap dan bintang – bintang sudah menampakkan diri. Ayah Xiao Zhan sempat ingin berbicara secara pribadi dengan dirinya, tapi Xiao Zhan datang dan menariknya tiba – tiba.

Tidak ada hal aneh setelah itu.

Mereka menghabiskan waktu makan malam dengan mencari restoran ramen. Makanan kesukaan si Muda Wang yang belakangan tidak ia makan. Makan juga tidak menghabiskan waktu lama, hanya waktu mereka berbincang saat makan yang menghabiskan waktu.

MIDNIGHT SUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang