"Hei.."
Wang Zhuocheng mendorong pantat si bungsu Wang yang sibuk menatap ponsel cerdasnya. Si sulung menengok dan menggeleng sebentar sebelum menyalakan televisi. Zhuocheng sesekali mengganti kanal sampai menemukan drama yang ia mainkan sedang tayang di televisi sekarang.
"Yibo, bantu aku mengevaluasi aktingku. Aku butuh kemajuan dalam berakting."
Wang Yibo hanya melirik sebentar ke arah televisi dan kembali menonton ponsel cerdasnya. Dirinya sibuk menggulir – gulir layar ponselnya untuk menemukan sesuatu yang ia inginkan.
Wang Zhuocheng yang merasa diabaikan otomatis menatap tajam sang adik yang masih tidak menyadari kemurkaannya. Ponsel yang Wang Yibo tatap, tiba – tiba ditarik begitu saja oleh yang lebih tua. Zhuocheng sempat melihat sekilas tentang apa yang adiknya lihat.
"Ge!"
"Apa?!"
Wang Yibo sedikit mengkerut. Meski sama – sama besar, Zhuocheng masih menakutkan baginya. Wang Yibo kembali seperti anak kucing jika dihadapkan dengan Wang Zhuochen yang berubah menjadi serigala ganas.
"Kau makin hari makin lengket saja dengan ponselmu. Siapa yang akan kau belikan helm hah?"
"Untukku sendiri."
Wang Yibo menjawab sambil memalingkan wajah. Wajahnya malu – malu bercampur khawatir. Si sulung Wang mendecak sambil menatap televisi yang sedang menampilkan iklan.
"Kau pikir aku tidak tahu, kalau kau sedang berbohong?"
"Ge... jangan katakan pada papa dan mama kalau aku membelikan orang lain."
Wang Yibo harus memohon – mohon agar si sulung mau berkomplot dengannya. Ayah dan ibu mereka sedikit ketat pada Wang Yibo jika urusan hati. Mereka berharap Wang Yibo membawa wanita cantik, bukan laki – laki.
"Kau sudah pacaran dengan gegemu itu ya?!"
"Ge!"
"Jahatnya tidak memberi tahuku."
Zhuocheng menggelengkan kepala ingin menyerah terhadap sikap Wang Yibo yang benar – benar tertutup padanya. Sedari kecil Wang Yibo memilih untuk menyendiri dan mulai mendalami dunia air. Berbeda dengan Wang Zhuocheng yang lebih menyukai dunia acting dan mulai terjun ke dalamnya.
Wang Yibo sendiri juga merasa ada jarak diantara mereka berdua. Yibo kadang rindu dengan masa lalunya di Luoyang.
"Urusi saja hubunganmu dengan Haikuan ge!"
Si bungsu meninggalkan Zhuocheng sendiri. Membiarkan kakaknya nggegeram tidak terima dengan keinginan memukul pantat si bungsu. Zhuocheng akhirnya hanya meredam emosinya, sia – sia benar dirinya jika menghadapi si bungsu Wang.
Wang Yibo yang melarikan diri, hanya berpindah tempat untuk melanjutkan kegiatannya mencari penutup kepala. Wang Yibo yakin pemuda yang lebih tua enam tahun darinya itu pasti tidak pernah naik kendaraan beroda dua. Jadi untuk mengantisipasi alasan tidak punya helm saat diajak nanti, Wang Yibo dengan cerdasnya akan membeli helm baru untuk sang pacar tercinta.
Si bungsu Wang yang benar – benar niat ini, melancarkan aksinya dimulai dengan menyusun rencana main dari pagi hingga malamnya bersama Xiao Zhan. Ada satu lembar kertas berukuran A4 yang sudah penuh dengan rencananya.
Sekarang yang dibutuhkannya hanya satu, Xiao Zhan itu sendiri.
"Ya, Bo-di?"
Ponsel pintar Wang Yibo menunjukkan muka bantal Xiao Zhan. Wang Yibo sudah tahu kalau pacarnya ini memang makhluk malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIDNIGHT SUN [END]
FanfictionAu! Wang Yibo x Xiao Zhan "Aku, kamu, dan kita, bukanlah kata yang bisa berjalan bersama." Terinspirasi dari film dengan judul yang sama. Silahkan dibaca ❤️