Wang Yibo cukup risih sebenarnya. Sedari tadi, dirinya duduk di sofa mewah milik keluarga Xiao, lelaki paruh baya yang berada di depannya ini, menatap penuh dengan aura intimidasi.
"Minum teh mu."
Ayah Xiao Zhan tampak santai menyesap gelas berisi teh yang sama dengan milik Wang Yibo. Si tamu hanya bisa mengangguk canggung dan menyesap sedikit atas apa yang disajikan untuknya.
"Sejak kapan mengenal Zhanzhan?"
Wang Yibo yang sedari tadi menatap gelas berisi teh, membiarkan matanya bertemu dengan mata tuan rumah.
"Sekitar sebulan yang lalu, Xiao xiansheng."
"Kau teman kerjanya?"
Ayah Xiao Zhan sedikit lebih lunak dari sebelumnya, hanya saja aura tegang masih ada di sekitaran mereka.
"Tidak, aku mengenalnya saat ia bernyanyi di stasiun."
Anggukan kepala ayah Xiao Zhan seperti tanda kalau Wang Yibo sudah membuka pintu baru untuk pertanyaan lainnya. Dan benar saja, tak sampai semenit hening, ayah Xiao Zhan kembali bersuara.
"Berapa umurmu?"
"Delapan belas tahun, bulan besok."
Tuan Xiao terperangah dengan jawaban Wang Yibo berikan.
"Wow, kau baru lulus tahun ini dan berniat untuk mengajak kencan anakku?"
Wang Yibo tertegun sebentar. Sejelas itukah rasa suka Wang Yibo terhadap anak tunggal tuan Xiao ini? Rasanya Wang Yibo ingin mengubur diri sekarang.
"Kau tidak cukup dewasa untuk anak lelakiku, Wang Yibo."
Wang Yibo hanya bisa menundukan kepala. Mana ada nyali yang tersisa kalau ayah Xiao Zhan sudah menilainya seperti ini. Wang Yibo hanya berharap kalau Xiao Zhan segera menyelesaikan urusannya dan duduk bertiga bersama tuan Xiao dan dirinya.
"Kau mungkin bisa mem-
"Berhenti menakuti semua orang yang ingin dekat denganku, pa."
Ding!
Doa Wang Yibo terkabulkan secepat kilat. Kalau begini, ayah Xiao Zhan pasti tidak menilainya lebih buruk lagi. Wang Yibo bertahan sejauh ini adalah prestasi tersendiri untuknya.
"Kamu itu satu – satunya anakku, Xiao Zhan."
Xiao Zhan menghela napas cukup panjang sebelum menatap dan menjawab ayahnya lagi.
"Kalau begitu menikahlah dan buat anak yang lain!"
"Aku mencintaimu ibumu, Zhan."
Wang Yibo yang menjadi penonton gratisan hanya bisa meringis, menatap pembicaraan mereka yang cukup pribadi.
"Oh Tuhan! Mama juga mencintai papa. Apa dengan mengunci diri papa di masa lalu, membuat mama senang?"
Ayah Xiao Zhan hanya mengambil cangkir tehnya dan meneguk cukup banyak. Bertarung dengan Xiao Zhan sama seperti bertarung dengan mendiang istrinya, dirinya tidak akan pernah menang.
"Berhentilah menyiksa dirimu sendiri, pa."
"Baik – baik. Terserah kau saja."
Ayah Xiao Zhan menarik tangan Wang Yibo untuk berdiri dan mendorong mereka berdua agar segera keluar dari apartement. Pria paruh baya ini cukup mengerti keadaan Wang Yibo dan anaknya. Mereka sama – sama tidak nyaman jika dihadapkan oleh pria cukup umur yang ingin tahu semua tenang anaknya.
"Pergilah kalian berdua, bersenang – senanglah."
Belum sempat berpamit, pintu apartemen sudah ditutup oleh pemiliknya. Dua pemuda yang saat ini canggung untuk memulai obrolan, hanya bisa melirik satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIDNIGHT SUN [END]
FanfictionAu! Wang Yibo x Xiao Zhan "Aku, kamu, dan kita, bukanlah kata yang bisa berjalan bersama." Terinspirasi dari film dengan judul yang sama. Silahkan dibaca ❤️