"Hei, Wang Yibo!"
Seorang pemuda berumur dua puluh tahunan membalikkan tubuhnya.
"Ji Li!"
Seseorang yang bernama Ji Li itu mendekat dan menampilkan senyumnya. Selama dua tahu Ji Li tidak berubah sama sekali. Mungkin hanya kerutan di dahi dan di bawah matanya yang menunjukan kalau Ji Li bertambah usia.
"Wow! Siapa ini?! Si perenang hebat, pulang ke kampung halaman?"
Pemuda lain yang digoda oleh Ji Li, hanya tersenyum menanggapi. Pemuda itu, Wang Yibo, selama dua tahun ini, banyak yang berubah pada visualnya. Garis wajahnya terlihat lebih jelas, pipinya tidak seberisi dulu, dan tentu saja pemuda itu bertambah tinggi.
Wang Yibo memeluk teman semasa SMA-nya ini. Yibo sendiri memang sudah pindah dari Shanghai dan mulai mencari karir di Negara lain. Baru setelah dua tahun, ia merindu.
"Ingin kemana kau, setelah sampai di Shanghai?"
SI muda Wang terdiam, tampak berpikir. Meskipun di dalam pikirannya, sudah ada satu tujuan yang paten.
"Akan berjalan – jalan sebentar, lalu pulang ke rumah orang tuaku."
"Butuh teman?", Ji Li menawarkan diri.
"Tidak perlu. Aku pergi sekarang."
Wang Yibo meninggalkan Ji Li setelah pemuda itu menghidupkan mobil rental yang ia sewa selama di Shanghai. Kini sudah pasti tujuannya kemana. Tentu saja ke tempat kekasihnya berada.
Yibo mengendarai mobil dengan damai, sembari mengikuti alunan musik yang terdengar melalui radio. Dirinya mulai menunjukkan senyum saat lagu When we were young terdengar. Lagu milik Adele ini punya kenangan sendiri baginya. Sebab, karena lagu inilah, dirinya dan Xiao Zhan bertemu dan saling menatap hari itu.
Tak begitu lama, mata tajam milik Wang Yibo sudah bisa menatap tempat dimana kekasihnya berada. Pemuda itu mematikan mesin mobil dan mengambil kuncinya. Meninggalkan mobil rental itu untuk menuju ke pinggiran danau.
"Lama tidak berjumpa, Zhan-ge."
Semilir angin, seolah menjawab salam Wang Yibo. Air di danau tampak bergembira seperti biasanya. Tentu saja, pepohonan juga bergoyang seperti biasa.
"Aku buru – buru kemari, setelah sahabatmu mengirim file rekaman melalui emailmu, ge."
Wang Yibo melihat ke bawah dan memutuskan untuk duduk di atas rerumputan. Sebelumnya duduk, ia harus mengeluarkan ponsel yang ada di saku celananya.
"Maaf aku belum sempat mendengarkan rekaman ini, ge. Bukannya aku tidak siap, hanya saja aku ingin mendengarkan rekaman ini bersama momen terakhir kita, dan tentu saja, aku ingin menderngarkan ini bersama gege."
Lagi – lagi tidak ada yang menjawab. Hanya semilir angin, dan daun yang berterbangan. Bahkan matahari yang ada di bagian barat pun hanya terdiam sambil memandangi.
"Aku akan mendengarkan sekarang, ge."
Ponsel yang menyala dengan volume penuh itu, mulai mengeluarkan suara yang paling Wang Yibo rindu. Suara milik kekasihnya, Xiao Zhan.
"Hai? Wow apakah ini sudah merekam? Oh! Sudah berjalan angka rekamnya! Oke!"
Wang Yibo tersenyum membayangkan betapa bingungnya wajah Xiao Zhan saat itu.
"Hai Wang Yibo! Selamat pagi, siang, sore, ataupun malam. Aku tidak akan tahu kapan kamu mendengar ini, jadi kuucapkan semua saja ya!"
"Sore juga untukmu, Ge.", Wang Yibo menjawab dengan bisikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIDNIGHT SUN [END]
FanfictionAu! Wang Yibo x Xiao Zhan "Aku, kamu, dan kita, bukanlah kata yang bisa berjalan bersama." Terinspirasi dari film dengan judul yang sama. Silahkan dibaca ❤️