Wang Yibo tidak banyak bicara setelah ia memasuki mobil Yu Bin. Dirinya lebih memilih untuk menunggu Yu Bin memberinya topik obrolan, daripada ia harus memulai percakapan. Yu Bin sendiri tampak kikuk menghadapi kekasih sahabatnya. Tangannya sedikit gemetar untuk memencet tombol radio, berharap agar suasana di antara mereka tidak setegang ini.
"Ehm.. apa kau siap untuk menemui Xiao Zhan?"
Yu Bin bahkan perlu mengkonfirmasi mental Wang Yibo, karena Yu Bin tidak ingin saat mereka bertemu dengan Xiao Zhan, Yibo melarikan diri. Kalaupun nanti Xiao Zhan yang melarikan diri, setidaknya Wang Yibo sempat melihat keadaan kekasihnya dahulu.
Si muda Wang menghela napas agar pikirannya kembali tenang. Sebab ia pun tidak yakin akan bisa menahan diri untuk tidak menangis saat melihat Xiao Zhan nanti. Rasa rindu miliknya sama besarnya dengan rasa bersalah yang ia dapatkan setelah menyadari kebodohan yang ia lakukan, atau mungkin semua yang Wang Yibo rasakan saat ini adalah rasa bersalah.
"Apakah... Zhan-ge baik - baik saja?"
Wang Yibo melirik pada Yu Bin menunggu jawaban keluar dari mulut pemuda itu. Tetapi yang dilihat Wang Yibo adalah wajah tenang Yu Bin yang melihat ke arah depan dan mulai membelokkan mobil.
"Aku tidak bisa mengatakan bahwa dia baik - baik saja..."
Mobil Yu Bin sudah berjalan lebih dari lima belas menit dan mereka hanya mendengarkan nyanyian dalam radio yang sesekali berganti dengan suara penyiar. Wang Yibo sibuk mengamati jalan yang mungkin asing untuknya. Sedang Yu Bin berfokus pada kendaraan lain yang kadang menyalip atau lampu lalu lintas yang berubah warna.
"Bisakah aku memanggilmu Yibo?"
Sepertinya yang lebih tua sudah menemukan bahan obrolan. Mungkin sedikit aneh bagi Yu Bin untuk bercakap - cakap tanpa menggunakan nama panggilan lawan bicaranya. Yah... setidaknya ini bisa memuluskan aksinya untuk mengajak bicara kekasih sahabatnya itu.
"Bisa saja."
"Wow respon yang singkat sekali. Aku harus cari banyak topik pembahasan sebelum berbicara denganmu ya."
Yu Bin memunculkan senyumnya agar atmosfer mereka lebih baik. Yibo pun ikut tersenyum meski hanya secuil kalau dibandingkan saat dia bersama Xiao Zhan. Menghargai usaha Yu Bin untuk berbicara dengannya tidak semahal itu kok.
"Kau tahu, Xiao Zhan itu menjadi temanku karena aku juga malas keluar. Tapi aku tidak sepertinya yang memang dibatasi oleh keadaan, aku hanya suka di dalam rumah."
Wang Yibo mulai melepaskan sanggahan kepalanya dan menatap Yu Bin dalam diam. Memperhatikan.
"Dia tidak benar - benar nyaman selama dua puluh tahun berada di dalam rumah tertutup seperti itu. Itulaah kenapa dua tahun belakangan dia memilih untuk menjadi penyanyi tanpa bayaran tetap. Dirinya hanya ingin menghilangkan stress yang sudah bertahun - tahun ia pendam dan kendalikan."
Dapat Wang Yibo lihat bahwa Yu Bin diam - diam bahagia saat menceritakan kisah Xiao Zhan. Entah kenapa ini membuat Wang Yibo iri -amat sangat iri dengan Yu Bin. Yu Bin seolah tahu masalah Xiao Zhan dari A sampai Z. Berbeda dengan Wang Yibo yang hanya tau secuil dari kisah kekasihnya.
Beberapa saat kemudian baru Yu Bin sadar, bahwa cerita darinya membuat Wang Yibo cemburu.
"Oh.. maaf, apakah ceritaku, membuatmu cemburu? Aku tidak ada maksud untuk membuatmu merasakan itu."
"Tidak - tidak. Aku hanya iri, Yu Bin-ge tahu lebih banyak tentang Zhan-ge."
Yu Bin kemudian tertawa kecil.
"Tentu aku tahu tentang riwayat kekasihmu. Kami sudah bersahabat hampir lima belas tahun. Gila sekali, kalau aku sampai tidak tahu seluk beluk kekasihmu itu."
Yu Bin memberi jeda sedikit, sembari fokus untuk memasuki lahan parkir di suatu Rumah Sakit besar. Lalu setelahnya, baru Yu Bin melanjutkan apa yang ingin dirinya perjelas.
"Tetapi tenang saja. Posisimu dan posisiku ada porsi dan tempatnya sendiri. Xiao Zhan memberikan kita level yang berbeda. Walaupun kau baru muncul 5 tahun dalam hidup Xiao Zhan, bahkan kalian baru berhubungan hampir sebulan. Levelmu jauh di atasku, Wang Yibo."
Mobil Yu Bin telah berhenti. Tetapi lagi, keduanya enggan turun dan segera menemui Xiao Zhan. Yu Bin sedikit merasa bersalah membawa Wang Yibo kemari dan Wang Yibo merasa tidak layak bertemu dengan kekasihnya sendiri. Benarkah aksinya ini tepat, untuk datang menemui Xiao Zhan, tanpa diundang?
Wang Yibo takut, tatapan Xiao Zhan berubah padanya. Dirinya takut bahwa Xiao Zhan akan berpikir semua ini salah Wang Yibo seorang dan Wang Yibo adalah calon pembunuh hidup Xiao Zhan. Wang Yibo takut dengan apa - apa yang sekarang berkutat di dalam pikirannya.
"Yu Bin-ge.. Apakah Zhan-ge akan mau menemuiku?"
Yu Bin mengambil dan menghela napas sebelum menjawab pertanyaan si muda Wang ini.
"Aku tidak begitu yakin, Xiao Zhan nyaman menghadapimu dengan kondisinya yang sekarang. Tapi kuharap kamu juga tidak melarikan diri begitu saja, setelah melihat kondisinya."
Setelah mengangguk - angguk paham, keduanya turun dari mobil dan menuju dimana Xiao Zhan dapat di temukan. Tidak jauh sebenarnya, mereka hanya perlu menuju ke lantai enam dan menyisiri ruang tunggu pemeriksaan. Beruntungnya Xiao Zhan di sana, dengan ayahnya yang tersenyum ke arah Yu Bin maupun Wang Yibo.
Xiao Zhan tidak menyadari kedatangan Yu Bin, kalau saja ayahnya tidak tersenyum ke arah belakangnya. Xiao Zhan sedikit enggan menyapa Yu Bin karena sahabatnya itu tidak segera membalas pesannya yang sudah ia kirimkan. Baru saja omelannya akan terdengar, kalau kaki - kaki jenjang Wang Yibo berada di pandangan matanya.
Xiao Zhan tidak siap dengan ini, jantungnya berdegup lebih keras dari biasanya. Mungkin saja kalau dokter memeriksanya sekarang, dirinya pasti akan langsung dilarikan ke ruang khusus untuk ditangani. Lelaki di depan Xiao Zhan ini pun sebenarnya juga sama gugupnya dengan Xiao Zhan. Tetapi karena ia benar - benar ingin bertemu dengan Xiao Zhan dan semua degupan ini harusnya tidak ia hiraukan.
Dengan menghela napas cukup panjang. Akhirnya Xiao Zhan memberanikan diri untuk menatap kekasihnya. Pemuda yang membuatnya duduk di sofa lantai enam salah satu rumah sakit di Shanghai. Xiao Zhan berharap bisa menenangkan pikirannya.
Yang Wang Yibo lihat dibalik jaket abu - abu itu adalah kekasihnya dengan visual yang sedikit menyedihkan. Tulang rahang yang mulai tercetak lebih jelas, mata yang lebih cekung, dan yang paling menonjol adalah kulit Xiao Zhan yang tampak lebih dan lebih pucat dari biasanya.
Saat ini Xiao Zhan seperti Bella Swan yang mati setelah melahirkan putrinya bersama Edward. Hanya saja Xiao Zhan tidak begitu kurus seperti Bella, kulit mereka saja yang sama pucatnya.
"Tuan Xiao, sebaiknya kita membiarkan mereka berbicara."
Yu Bin dengan kepekaannya membawa ayah Xiao Zhan untuk minggir terlebih dahulu. Dirinya tahu dua pasang anak manusia itu akan segera saling memaafkan dan saling memahami kalau diberi waktu berdua.
Dan benar saja.
Tidak sampai punggung ayah Xiao Zhan hilang, Wang Yibo sudah berjongkok di depan Xiao Zhan, sambil menangis. Tak ada hal lain yang memenuhi pikiran Wang Yibo selain kebodohannya yang membuahkan hasil menyakitkan. Tangan - tangan Wang Yibo terlalu gemetar sekedar untuk memegang tangan Xiao Zhan.
Wang Yibo benar - benar ketakutan. Bahkan dirinya bersujud di depan kaki Xiao Zhan agar rasa bersalahnya bisa menghilang. Xiao Zhan sendiri hanya menatap sedih kekasihnya yang bersujud sembari menangis di atas kakinya.
"Maaf."
Hanya satu kata, kemudian Xiao Zhan ikut menangis bersama kekasihnya. Mereka sama - sama menyesali apa yang mereka lakukan.
- - - - - - - - -
Hola!
Sudah cepet belum nih? Wkwk
Aku mengetik cepat agar idenya tidak menghilang 😄
Semoga kalian suka ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
MIDNIGHT SUN [END]
FanfictionAu! Wang Yibo x Xiao Zhan "Aku, kamu, dan kita, bukanlah kata yang bisa berjalan bersama." Terinspirasi dari film dengan judul yang sama. Silahkan dibaca ❤️