✎ ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 𝟷𝟺

1.9K 124 3
                                    


Mark melewati koridor menuju kelasnya dengan langkah santai.
Tak lupa pula ia menyapa teman temannya yang ia temui.

Saat ia akan memasuki ruang kelasnya, ia langsung disambut oleh teman terbobroknya yang bernama Lucas.

"Eyy bro!" sapa Lucas pada Mark yang berjalan menuju tempat duduknya.

"Tumben banget si Taeyong gak bareng sama lu?" tanya Lucas yang tidak melihat Taeyong bersama Mark.

"Dia udah ada janji buat jemput si kaleng rombeng," sahut Mark sekenanya.

"Yaelah tuh anak. Masih heran gua, kenapa Taeyong mau ama si cempreng itu." Lucas heran dengan selera temannya itu.

Mark hanya mengendikkan bahunya menanggapi ucapan Lucas.

"HAI! PACARNYA TAEYONG COWOK TAMPAN SEANTERO JAGAT DATANG!!!"

Seketika seisi kelas menutup telinganya mendengar suara cempreng itu.

Kalian tahu bukan, dia siapa?
Sudah pasti itu Sohyun pacar Taeyong si lelaki paling tampan seantero sekolah, menurut Sohyun.

Mark yang mendengar suara itu pun hanya memutar bola matanya malas.
Ingin rasanya ia terbang ke planet lain saat mendengar suara menggelegar dari pacar temannya itu.

"Heh kaleng rombeng! Gausah teriak napa,"ucap Mark sebal.

"SERAH GUA LAH!— EH TAEYONG SAYANG! KAMU KENAPA?!" Sohyun yang awalnya membalas ucapan Mark dengan nada sebal tak lupa pula dengan khas suara cemprengnya itu tiba-tiba khawatir saat melihat Taeyong menutup telinganya dengan rapat-rapat.

Sohyun tak sadar bahwa saat ia berteriak tadi, Taeyong ada disebelahnya.

"Punya pacar kok gini amat ya?" batin Taeyong.

"Gegara lu sendiri ogeb! Ga sadar apa lu teriak di deket siapa?" ujar Mark yang lagi-lagi dibuat sebal oleh Sohyun.

"Sorry sayang ... soalnya tadi ga terkendali hehe," ucap Sohyun dengan cengirannya yang seolah-olah tak berdosa.

"Udah-udah, dan lu pokemon! Ngoceh aja lu dari tadi," ucap Lucas pada mereka bertiga terlebih pada Sohyun.

Tumben sekali Lucas menengahi acara perdebatan antara mereka bertiga. Biasanya ia malah menjadi kompor di dalam perdebatan mereka.

"Wih ... tumben lu ga jadi kompor," ujar Taeyong yang merasa aneh dengan sikap Lucas barusan.

"Hehe." Lucas hanya menyengir pelan.

.
.
.
.
.

"Jeno, dimakan sarapannya nak,  jangan diaduk-aduk aja," ujar nyonya Park yang melihat sang anak bungsu hanya memainkan makanannya tanpa ada niatan untuk memakannya.

"Jeno lagi nggak nafsu makan, ma." Jeno hanya tertunduk lesu.

"Jeno sakit, sayang?" tanya nyonya Park yang melihat sang anak bungsu tertunduk lesu.

"Nggak kok ma, Jeno cuma males makan aja," sahut Jeno.

"Nggak boleh gitu, nanti sakit loh ... ntar keburu telat juga," tutur nyonya Park menasehati sang anak.

"Papa udah berangkat dari tadi, ma?" tanya Jeno pada sang mama saat dirinya tak mendapati sang papa di ruang makan.

Di ruang makan saat ini hanya ada nyonya Park, Chanyeol dan juga Jeno.

"Iya, sayang. Buruan dimakan makanannya ... nanti kamu diantar kak Chanyeol, oke?" ucap nyonya Park.

"Oke." Jeno kini mulai memakan sarapannya yang sejak tadi hanya ia mainkan.

My Family is My Strength [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang