Haechan kembali menjalani hari-harinya seperti biasa setelah kemarin dia keluar dari rumah sakit.
Seperti saat ini, ia tengah fokus memperhatikan Suho yang sedang mengajar. Dia hari ini ada jadwal homeschooling, jadi saat ini sebisa mungkin untuk fokus memperhatikan apa yang diajarkan oleh Suho, karena sejak tadi ia terlalu banyak melamun, pikirannya melanglang kemana-mana, dan itu sungguh mengganggu konsentrasi belajarnya.
Dia juga tak seceria di hari-hari biasanya, entah ada apa dengan anak itu di hari ini.Suho yang sejak tadi mengajar juga memperhatikan Haechan yang sering melamun di pelajaran kali ini. Entah apa yang dipikirkan Haechan, Suho pun tak tau.
Akhirnya Suho memutuskan untuk mengakhiri pembelajaran kali ini dengan lebih cepat dari biasanya.
Haechan yang menyadari bahwa pembelajaran kali ini berakhir lebih cepat dari biasanya pun menanyakannya pada Suho."Kak Suho, kenapa kakak mengakhiri pembelajaran kali ini dengan lebih cepat?" tanya Haechan yang masih tak mengetahui sebab Suho mengakhiri pembelajaran kali ini.
"Gapapa ... kakak mau tanya, boleh?" sahut Suho pada Haechan.
"Boleh. Kak Suho mau tanya apa?" kata Haechan.
"Selama pembelajaran dimulai, kak Suho perhatikan kamu kebanyakan melamun. Apa Haechan mempunyai masalah dan ingin bercerita pada kakak?" tutur Suho yang kini sudah mendekat pada Suho dengan senyum lembutnya.
Cukup lama Haechan terdiam, sampai akhirnya ia memutuskan untuk bersuara, "Kakak," panggil Haechan pelan.
"Iya? Haechan mau bercerita?" tanya Suho dengan nada lembutnya.
"Bagaimana rasanya bersekolah formal?" tanya Haechan lirih.
Walaupun ia sudah pernah menanyakan tentang hal ini pada Jeno, ia masih belum puas dengan tanggapan Jeno.
Suho yang mulai mengerti dengan arah pembicaraan Haechan, hanya menanggapinya dengan senyum simpul lalu ia mulai berkata, "Bersekolah formal itu bagi para siswa, suatu hal yang menyenangkan karena selain mendapat ilmu, mereka juga bisa lebih bersosialisasi dengan banyak teman, ya walaupun tak semua siswa seperti itu, tapi mereka senang bisa mendapatkan kesan-kesan bersama teman mereka.
Tapi tak mungkin semua cerita memiliki sisi menyenangkan, di samping itu semua, para siswa juga bisa stress memikirkan masalah ujian sekolah dan lain sebagainya.
Yang pasti, di setiap jalan yang mereka tempuh, juga yang kita tempuh, selalu ada lika-likunya. Tak akan mungkin sebuah kehidupan bisa berjalan mulus begitu saja, pasti ada penghalang ataupun batu sandungan yang dimana itu menjadikan ujian tersendiri untuk kehidupan tiap orang. Kenapa Haechan tiba-tiba mempertanyakan hal itu?"
"Haechan sangat ingin bersekolah formal, kak. Haechan ingin memiliki banyak teman, mendiskusikan PR dari sekolah bersama banyak teman, menikmati pembelajaran yang pasti akan memberikan kesan yang berbeda untuk Haechan.
Tapi, semua itu terhalang karena penyakit Haechan. Haechan tak bisa bebas, tak bisa melakukan ini itu dan sebagainya.
Haechan hanya bisa terkurung di dalam rumah dan juga rumah sakit.
Kapan Haechan bisa merasakan itu semua, kak?" tutur Haechan lirih dengan raut wajah sedih yang tercetak jelas."Haechan pasti bisa melakukan semua itu saat Haechan sudah sembuh. Jadi, Haechan harus rajin meminum obat, menuruti apa kata bunda, dan yakin bahwa Haechan pasti bisa sembuh dan bisa melakukan apa yang orang lain lakukan." Suho memberi semangat pada murid manisnya itu.
"Tapi kapan Haechan akan sembuh?Bahkan disaat Haechan tak melakukan apapun, sakit itu tiba-tiba menghampiri Haechan dan membuat Haechan berada di rumah sakit." Haechan bercerita dengan nada sedihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family is My Strength [REVISI]
FanfictionManusia hanyalah makhluk ciptaan Tuhan yang bisa kapan saja terjatuh. Sehati-hati apa pun kita berjalan, pasti akan tetap ada batu sandungan, bukan? Manusia hanya mampu mengikuti jalan takdir yang telah Tuhan gariskan untuk kita jalani sesuai alur-N...