Hari ini adalah hari Minggu dan kali ini Mark akan mengajak Haechan pergi ke book fair. Itupun dengan susah payah, karena Da Hae yang tidak menyetujuinya. Tapi karena saat itu Haechan udah mau nangis karena tidak diijinkan oleh sang bunda, akhirnya bunda menuruti keinginan si bungsu.
"Ayo kak Mark, buruan!" ucap Haechan tidak sabar pada Mark yang kini tengah menali sepatunya, bersiap siap akan berangkat.
"Iya dek, bentar!" balas Mark.
"Adek udah bawa obat 'kan?"
"Udah kok kak, kakak tenang aja," jawab Haechan.
"Ingat! nanti adek jangan minta yang aneh aneh, oke?" Itu suara Da Hae yang mengingatkan Haechan untuk tidak meminta hal yang aneh-aneh.
"Kalau adek ingat ya bun, hehe ..." ucap si bungsu dengan cengiran.
Da Hae hanya mampu menghela nafas.
"Ayo dek!" ajak Mark sambil menggandeng tangan adiknya menuju mobil yang sudah menunggu didepan. Ya, mereka berangkat dengan mobil yang disupiri oleh paman Nam, karena bunda tidak mengijinkan Mark untuk membawa mobil sendiri.
Di dalam mobil, Haechan tak berhenti berceloteh ini dan itu dan Mark hanya menanggapi ucapan adiknya seadanya saja.
"Adek," panggil Mark pada adeknya yang sedang fokus melihat pemandangan luar dari balik kaca.
"Kenapa kak?" sahut Haechan yang kini telah mengalihkan atensinya pada kakaknya yang memanggilnya itu.
"Adek nanti harus sama kakak terus, gak boleh kemana mana tanpa kakak, adek jangan ngelepas genggaman kakak nanti pas udah disana, oke?" ucap Mark panjang lebar.
"Iya-iya kakak ..." Haechan hanya menurutinya saja, karena menurutnya ucapan kakaknya itu hanyalah hal sepele.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Setelah selama sekitar 30 menit perjalanan, akhirnya Mark dan Haechan sampai di depan gedung yang dijadikan tempat book fair dan langsung saja Mark dan Haechan turun dari mobilLalu mereka berjalan beriringan untuk menuju ke dalam gedung galeri, tak lupa pula Mark menggandeng tangan sang adik dengan protective.
Lalu mereka berjalan sambil melihat lihat buku-buku yang sekiranya menurut mereka menarik— ah tidak, lebih tepatnya Mark yang tertarik, maka dari itu yang ia yang bersemangat untuk mengajak adiknya ke sini.
Sampai tak sengaja Haechan melihat lukisan yang menggambarkan anak kecil yang imut nan lucu.
"Kakak," panggil Haechan pada kakaknya yang saat ini sedang memperhatikan buku yang ada di genggamannya
"Hm? Kenapa dek?" tanya Mark menyahuti panggilan sang adik.
"Kakak, lihatlah lukisan itu!" ucap Haechan sambil menunjuk lukisan yang dimaksudnya.
Lalu mark membawa pandangannya pada lukisan yang ditunjuk Haechan.
"Emang lukisannya kenapa? tanya Mark yang belum tau maksud si adik.
"Lukisannya lucu 'kan kak?" tanya balik Haechan pada Mark meminta persetujuan atas ucapannya.
"Iya," jawab Mark.
"Kayak adek 'kan?" tanya Haechan sekali lagi yang membuat Mark kini terkekeh akan ucapan adiknya itu.
"Iya, lukisannya lucu dan imut kaya adeknya kakak tersayang ini," ucap Mark yang kini sudah mencubit pipi adiknya gemas.
"Kakak! Jangan cubit adek, sakit tauu." Haechan mulai merengek akibat cubitan dari kakaknya.
"Iya-iya, maaf deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family is My Strength [REVISI]
FanficManusia hanyalah makhluk ciptaan Tuhan yang bisa kapan saja terjatuh. Sehati-hati apa pun kita berjalan, pasti akan tetap ada batu sandungan, bukan? Manusia hanya mampu mengikuti jalan takdir yang telah Tuhan gariskan untuk kita jalani sesuai alur-N...