✎ ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 𝟷𝟾

2.2K 141 34
                                    

Di pagi yang cukup cerah ini, siswa-siswi kelas IX A sedang bersiap-siap dengan seragam olahraga mereka. Karena memang jadwal mereka pada pagi hari ini adalah olahraga dan tentunya Haechan tak bisa mengikuti mata pelajaran tersebut, dari awal memang sudah dibicarakan dengan yang bersangkutan mengenai hal ini. Sehingga saat ini ia hanya dapat duduk di bangkunya.

Jeno? Entah karena apa, hari ini ia tidak masuk tanpa alasan yang jelas. Jadi saat ini ia hanya bisa duduk manis di bangkunya sembari mengerjakan soal materi dari guru olahraga karena ia yang tidak bisa mengikuti prakteknya.

Lama hening menguasai ruang kelas yang kini hanya berpenghuni satu siswa itu, tapi tak lama kemudian datang segerombolan siswa yang di mana di antaranya terdapat Samuel.
Sebenarnya itu adalah geng-nya Samuel, dan tujuan mereka memasuki kelas memang ingin bermain-main dengan Haechan, entah apa yang ada di pikiran mereka, bukannya segera berkumpul ke lapangan dengan anggota murid lainnya.

Haechan menyadari kedatangan Samuel dan juga teman segerombolannya yang berjalan mendekat ke arah dirinya yang kini masih menyibukkan diri dengan berkutat pada tugasnya dan menghiraukan mereka.

BRAK!!!

Dengan tak elitnya Samuel menggebrak meja Haechan, Haechan yang tak siap pun langsung telonjak kaget, tak bisa menghilangkan keterkejutannya dan kini ia mulai mengatur napasnya.

"Kenapa lo nggak ikut pelajaran olahraga?" Haechan mengabaikan pertanyaan itu dan tetap fokus pada soal di hadapannya.

"Aaah ... gua tahu, lo pasti anak lemah dan penyakitan ya? Makanya gabisa ikut pelajaran olahraga," lanjut Samuel dengan senyum remehnya.

Haechan masih fokus pada pekerjaannya, mengabaikan Samuel yang kini telah menatap geram padanya.

"Kenapa lo diem aja! Belagu banget!" Sungguh, Samuel terlihat seperti orang yang kurang kerjaan.

"Maaf, tapi aku ngga punya urusan sama kamu." Akhirnya Haechan mengeluarkan suaranya.

"Berani ya, lo!" Samuel mulai berjalan lebih mendekati Haechan dan langsung menonjok perut Haechan dengan kuat.

"Aakkhhh ...," Haechan hanya mampu mengerang tertahan sambil memegangi perutnya yang kini terasa sakit.

"Gua ke sini cuma minta lo buat temuin gue di rooftop nanti pas istirahat, awas aja kalo lo nggak dateng nanti." Tanpa berkata lagi, Samuel dan teman-temannya melenggang pergi meninggalkan Haechan yang kini dilanda bimbang, antara ia menuruti perintah Samuel atau tidak.

Yang pasti, dia takut Samuel akan bertindak yang tidak-tidak kepadanya ataupun yang lainnya setelah ia tak mau menuruti perintahnya.

•O•O•O•O•O•

Mark memperhatikan guru yang sedang mengajar mata pelajaran sejarah, dan itu sungguh membosankan baginya. Mungkin berlaku juga bagi sebagian siswa.
Banyak siswa yang masih terjaga, menahan kantuknya demi memperhatikan sang guru yang sukanya membahas mengenai masa lalu bahkan juga ribuan tahun yang lalu, padahal rasanya mereka ingin cepat-cepat ke kantin, bahkan salah satu siswa yang biasanya membolos pun kini hanya menggumamkan kata-kata yang kebanyakan berisi umpatan pada sang guru karena ia yang tak bisa lepas sedikit pun dari mata pelajaran itu.

Sebegitu buruk kah pelajaran sejarah bagi kalian, wahai para siswa yang mati-matian bertahan berada di dalam kelas?

Hingga tak lama setelahnya bel istirahat pun berbunyi, betapa membuncahnya rasa bahagia mereka ketika mendengar bel tersebut dan terlepas dari pelajaran yang sangat membosankan itu.

My Family is My Strength [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang