5. Berubah?

121 11 0
                                    

Zara melamun keras, mengingat perlakuan Alfino hari ini, mulai dari Alfino yang mengantarkannya pulang kerumah hingga tadi nasi goreng yang dibelinya dibayar Alfino  sekaligus dia diantar pulang. Alibinya, tidak baik perempuan keluar malam malam seperti ini, apalagi jika sendiri.

Sikap Alfino sedikit berubah, ia lebih lembut dan perhatian dari biasanya. Jika sebelumnya sikap Alfino sangat menyebalkan sekarang berbeda. Pertanyaannya, mengapa Zara sangat senang dengan perlakuan Alfino terhadapnya? Mungkinkah ini perasaan suka? Ah tidak, ia tak mungkin suka pada Alfino si cowok ternyebelin yang pernah ia kenal.

Matanya menangkap jam di dinding. Ketika terlihat, rupanya jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Yaampun karena banyak melamun, ia jadi seperti ini. Lupa waktu. Ia pun segera menaikkan selimutnya sampai dada, berdoa dan menutup matanya.

***

Zara memakan sebuah roti isi sambil berjalan melewati koridor kelas 10, yang masih terlihat sepi. Saat sampai di depan kelasnya ia langsung masuk dan duduk dimejanya. Diruangan itu terdapat dirinya dan dua perempuan yang sedang melaksanakan piket.

Zara membuka ponsel dan memainkannya.
Saat sedang asik menscroll story di istagram, tiba tiba ia mendapat pesan grup dari kedua sahabatnya.

Nak Sultan:v

Keana Cansss:  haii para penghuni neraka jahannam ...

Difsya Uchul:  Astaghfirullahh ...

Me:  jangan githu, @Difsya Uchul marahin tuh anak setan.

Difsya Uchul: Sama aja lo beduaa!

Keana Cansss: hehe, maafkan anakmu ini buu

Difsya Uchul:  ada apa si nih @keana?

Me: (2)

Keana Cansss: ngantinn kuy dakss!

Me: khuyyy!

Difsya Uchul: (2)

Zara pun segera mematikan ponselnya dan bergegas berjalan keluar untuk menuju kantin. Sesampainya disana, ia sudah melihat Keana dan Difsya duduk di salah satu meja dekat pojok. Mereka melambaikan tangannya ke arah Zara. Zara pun menghampirinya dan duduk di dekat Difsya.

"Ada apa si lo tiba tiba ngajak ngantin?" tanya Zara.

"Ngga, udah lama aja gitu kita ngga ngumpul ngantin kek gini. Di smp kan sering, masa di SMA ngga sih? Ga seru ..." ujar Keana sambil menopang dagu menggunakan kedua tangannya.

Memang, Keana dan difsya merupakan sahabatnya sewaktu Sekolah Menengah Pertama. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Kemanapun kapanpun.Sifat Keana dan Difsya sangat bertolak belakang, meski ada beberapa sifat mereka yang sama.

Keana Asyara, memiliki sifat petakilan, cerewet, lebay, bila berteriak suaranya menggelegar, cocok nih jika disatukan dengan Stella. Oh jangan lupa sikapnya yang sedikit ke kanak kanakan.

Sedangkan Difsya Aurellia, memiliki sifat cuek, dingin, tapi bila sudah kenal ia sangat menunjukan sifat hangatnya. Bisa dibilang dia paling dewasa diantara ketiganya.

"Iya juga sih ... tumben lo bener," ujar Difsya.

"Eh, kalian mau pesen apa?" tanya Zara.

"Gue mau roti aja deh," ucap Keana.

"Gue juga." Ujar Difsya.

"Oke." Zara mengacungkan jempolnya.

Setelah Zara memesan makanannya, ia langsung menyerahkannya pada Keana dan Difsya dan duduk di hadapan mereka.

ZaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang