12

64 9 0
                                    

"Ra, mall yuk!" Ajak Stella pada Zara.

Sore ini mereka tengah mengerjakan pekerjaan rumahnya dirumah Zara, tepatnya dikamarnya.

"Eum, gmna ya ..."

"Plisss, gue pengen banget, udah lama gak shopping, skincare gue udah pada abis," ucap Stella.

Zara menutup laptopnya, ia menoleh pada Stella dan mengangguk, "yuk!" Seru Zara.

"Lo pake baju gue aja!" seru Zara.

"Beneran nih?"

"Iyalah, masa ke mall pake seragam sih?"

"Iya juga ya,"

"Yaudah, lo tinggal pilih aja baju yang lo suka dilemari gue," Zara berjalan menuju kamar mandi, ia akan mandi sebentar untuk menyegarkan tubuhnya.

"Wukee!"

***

"Stel, ini cocok gak buat gue?" Tanya Zara, ia membawa sebuah dress selutut berwarna peach dengan model sederhana.

"Lucu banget! Pasti bagus kalo dipake sama lo,"

"Serius?"

"Iya, lo coba aja tuh baju," ucap Stella, ia kembali memilih milih dress yang nantinya akan ia beli. Sedangkan Zara, ia berjalan menuju kamar pass untuk mencoba dress yang dipilihnya tadi.

Dan setelah beberapa menit ...

"Stel!" Seru Zara, si empu yang dipanggil pun menoleh.

"Nice! Lo harus beli!" Seru Stella.

"Beneran?"

"Ho'oh," ucap Stella, "oiya, gue belum dapet baju nih, kita ketempat lain aja kuy!" Lanjutnya.

"Yaudah gue ganti dulu ya," Zara berjalan kembali menuju kamar pass untuk mengganti pakaiannya.

***

Hari sudah malam, waktu menunjukan pukul 06.40 malam. Zara dan Stella berdiri di tepi trotoar dengan beberapa kantung belanja yang berisi skincare, make up, tas, baju, sepatu, dan lain lain, mereka sedari tadi menunggu taksi yang tak datang datang.

"Ra ... gue cape ...." rengek Stella, ia berjongkok di tepi trotoar.

"Stel! Lo jangan malu maluin deh, masa anak gadis jongkok di trotoar sih ..." ucap Zara.

"Abisnya gue cape, taksinya gada yang lewat ..." rengek Stella.

"Bangun ah! Lo malu maluin tau ga, mana pake rok pendek lagi! Anu lo keliatan, Stell!" Cetus Zara.

"Gapapa, mulus gini gak mungkin malu maluin," ucap Stella santai.

"SABLENG!"

Tiiinnn!

Tiiinnn!

Suara klakson mobil tiba tiba datang dari arah kanan, dan ketika mobil itu dengan perlahan membuka kaca mobilnya, siapakah yang mereka lihat?!

Geng cowok paling tampan disekolah! Ya, mereka Alfino, Leo, Aldi, Genta.

"HAAAAA?!!!! Tabok gue, Ra! Tabok gue!"

Plak!

"Anjir sakit bambang!" Cetus Stella.

"Lo kan yang nyuruh gue nabok? Yaudah dengan hati gue nabok lo," ucap Zara.

"Gak usah keras keras juga kali!"

"Up to you,"

"Raaa!!!!!!" Teriak Stella.

"Apa lagi sih lo hah? Bikin malu gue aja tau! Gue berasa maen sama orang stres, orang gila kek lo!"

"Ituu!" Tunjuk Stella pada mobil yang ditumpangi geng cowok tertampan.

"Ape?! Ape?!"

"Nengok belakang!" Zara pun menoleh ke belankang, disana sudah ada Alfino, Leo, Aldi, dan Genta yang sedang memunculkan kepanya dari dalam mobil.

"Neng geulis lagi ngapain?" Tanya Aldi

"Nunggu taksi, bang Al," sahut Stella.

"Bareng aja gimana?" Ucap Alfino.

"Bol-"

"Gausah, kita bisa sendiri!" Sahut Zara cepat.

"Ngomong ka urang?" Ucap Alfino.

"Stel, yuk kita nunggu taksinya disana aja," ajak Zara, ia menarik tangan Stella, tapi malah Stella menahan tangan Zara untuk diam.

"Ra... tapi gue cape nunggu ..." ucap Stella.

"Oh yaudah, lo, Stella bareng kita aja, belakang kosong noh!" Ucap Alfino.

"Tapi..."

"Udah biarin aja tuh nenek lampir nunggu taksi sampe tua," ucap Alfino, "eh lupa nenek lampir kan emang udah tua!" Lanjut Alfino dengan tawa terbahak, disusul tawa teman temannya.

Tiba tiba Aldi keluar dari mobil dan menarik tangan Stella, "ayo sayang, kita masuk ... kamu kan cape, babang Aldi selalu ada buat neng geulis,"

"Sayang, sayang, pala lo peang!" Stella menjitak kepala Aldi cukul keras. Semua yang ada disana tertawa, terkecuali Zara.

"So? Gimana? Mau bareng?" Tanya Alfino.

"Raa, pliss lah..." rengek Stella.

"Iya iya gue ikut!" Ucap Zara dengan nada kesal. Saat Zara akan membuka pintu belakang, tangannya ditahan oleh Aldi.

"Apaan sih? Lepas gak?!"

"Galak amat ni orang," ucap Aldi, "punteun ya neng geulis, kamu duduknya sama babang Fino aja di depan," lanjutnya.

"Kaga kaga! Gue gamau sama si curut!"

"Ayo ah! Cepet, mau pulang gak?"

"I-iya sih, tapi gak harus di sana juga kali!"

"Gak ada penolakam dalam bentuk apapun!" Alfino angkat bicara.

Mau tak mau Zara menuruti kemauan cowok itu. Resek emang tuh cowok! Minta di uleg!
Beberapa menit dalam mobil, akhirnya mobil yang mereka tumpangi hampir sampai di dekat rumah Zara. Akan tetapi Alfino melewatkan rumahnya.

"Heh! Rumah gue udah kelewat!" Seru Zara.

"Lo berdua ikut kita sekalian," ucap Alfino.

"Kemana?" Tanya Zara.

"Bandara,"

"Mau apa?"

"Nganterin orang,"

"Siapa?"

"Kepo,"

"Ih! Ditanya bener bener malah gitu!" Ucap Zara.

"Mau nganterin Panca, sayang ..." ucap Alfino. Ia tak sadar jika mulutnya mengeluarkan kata yang begitu ....

"SAYANG?!" Ucap Stella, Genta, Aldi, dab Leo serempak.

"Pala lo peang!" Ketus Zara.

Sedangkan Alfino hanya memasang wajah santai tanpa beban, bodo amat sama ucapannya, udah keluar juga, gak bisa ditarik lagi kan?

***



Hallo genggs!
Finnaly! Double upp!
Maafkan kali ini chapternya pendek ya ...
Aku bela belain jam segini masih stay ngetik cerita buat kalian para readersquu<3 padahal ini udah jam 01.24 lohh!

Oiyaa, tetep jaga kesehatan ya, banyak berwudhu, makan makanan sehat juga, olahraga yang cukup, istirahat yang cukup♡.

Seperti biasanya, dont forget to follow @ima aul and my instagram account @raarima16! Dont forget to vote and comment this Story!!!!!

See u:*

ZaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang