8. Lagi Lagi, Nazzar

81 9 0
                                    

Vote dulu, komen dulu, sebelum baca part  yang baru!!

***

Prangg!!!

Sebuah gelas dipecahkan oleh seseorang tepat di pintu masuk club yang ada di samping kafe. Zara dan Nazzar refleks menoleh, semua pengunjung kafe yang berada di luar kafe tersebut pun ikut serta menoleh ingin melihat apa yang terjadi. Zara terkejut bukan main. Bagaimana tidak, yang menyebabkan kegaduhan itu ialah mama dan papanya sendiri. Akan tetapi tiba tiba kedua alis Zara berkerut.

"Siapa wanita yang ada di samping papa?" batin Zara ketika melihat seorang wanita yang mungkin seumuran dengan Ella, mamanya.

Zara berlari menuju kedua orang tuanya dan dengan refleks ia memeluk tubuh Ella dari samping. Ketika Ella menoleh, ia terkejut ia berpikir bagaimana Zara bisa ada disini.

Zara mengurai pelukannya dan memegang kedua pundak Ella, "ma, mama kemana aja? Zara khawatir sama mama sampe sampe Zara cariin mama yang ternyata ada di dalam club ...," ujar Zara dengan tatapan cemas.

"Mama mu, dia keluyuran malam begini. Emang mau jadi jalang dia," ledek Stepanus.

"Jangan percaya sama dia, ra!" pekik Ella.

Zara tak mengubris ucapan Ella, pandangan Zara tak luput dari Stepanus dan wanita disamping papanya itu. Wajah wanita itu familiar, sepertinya Zara pernah bertemu dengannya, tapi tak tahu dimana.

"Pa, siapa dia?" tanya Zara datar.

"Dia?" Stepanus menujuk wanita disampingnya, lalu ia merangkul wanita itu, "wanita yang jelas jelas lebih menyayangi papa, dibanding mama mu Zara,"

Melihat itu, air mata Ella kembali menetes. Dan kali ini air mata yang Ella keluarkan lebih deras dibanding saat tadi.

Zara menoleh kebelakang mendapati Ella yang seperti itu, membuat hatinya hancur, hatinya sakit. Sakit ketika melihat wanita yang paling berharga dihidupnya meneteskan air mata. Apalagi jika air mata itu diakibatkan oleh pria brengsek yang jelas jelas pria itu adalah papanya sendiri.

"Papa bego --"

Plakk!

"Sekarang kamu udah berani sama papa?! Diajarin siapa huh?!" Stepanus menyunggikan senyum miring, "ohh, kamu diajarin kasar sama wanita jalang itu?"

Plakk!

"Dasar pria brengsek! Jangan anda sembarangan menilai jelek diri orang lain!"

"Sialan!" Ketika Stepanus akan melayangkan tamparan pada Ella, seseorang menahannya.
Dan seseorang itu adalah Nazzar.

"Maaf om, tidak seharusnya anda bermain fisik seperti ini, apalagi anda melakukannya kepada dua wanita yang seharusnya anda sayangi, anda cintai," tegas Nazzar.

"Siapa kamu berani melawan saya?!"

"Maaf om, kenalin nama saya Nazzar." Ujar Nazzar seraya menjulurkan tangannya kepada Stepanus, akan tetapi uluran tanggannya sama sekali tak di balas oleh Stepanus, Nazzar pun menurunkan tangannya kembali.

Stepanus tertawa meremehkan, "siapa kamu? Ada urusan apa dengan saya?"

"Saya kekasih putri anda, Zara." Ucap Nazzar dengan menjulurkan tangan kanan nya.

ZaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang