10. Alfino?

82 11 0
                                    

"Lo gapunya mulut apa gimana sih?! Gak punya telinga juga?! Atau leher lo gabisa digerakin?! Nyaut ngga! Denger ngga! Noleh ngga! Apa sih yang lo bisa?!" celoteh Zara dengan kesal. Bisa bisanya seorang Zara di perlakukan seperti ini, apalagi oleh seorang pria, gak banget deh.

Dengan santai, pria itu membalikkan tubuhnya menghadap Zara, kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celananya. Kini Zara berada dihadapan pria berhoddie putih itu. Matanya seketika membelalak, pikirannya mulai memaki pria yang ada dihadapannya, tangannya terkepal kuat, mukanya merah padam karena memendam emosi. Pria dihadapannya ini memang selalu punya banyak cara untuk membuat emosi Zara membludak.

"Lo!! Jadi elo yang udah bikin rok gue kotor hah?!" Seru Zara.

Bukannya mengakui kesalahannya atau meminta maaf, Alfino malah membuka sebuah permen mint yang ia keluarkan dari kresek belanjaannya yang tadi ia obrak abrik. Lalu disodorkanlah permen tersebut ke arah mulut Zara dengan tampang wajah tanpa dosa.

"Apaan sih lo?! Ngawur! Orang mah minta maaf kek, ngakuin kesalahan kek, ato apa kek! Lah ini? Lo malah ngasih gue permen?! Gila ya lo!" Seru Zara.

"Aaa ...." titah Alfino untuk membuka mulut Zara.

"Lo emang salah satu spesies mahluk teraneh yang pernah-- "

Ucapan Zara terpotong karena Alfino memasukkan permen yang di pegangnya kedalam mulut Zara. Dan bodohnya, Zara malah menikmati permen mint tersebut dengan cara mengunyah ngunyahnya dengan pelan.

"Lo aneh banget tau gak! Maksud lo apa masukin permen seenak jidat lo ke mulut gue?!"

"Lo makan juga kan permen gue?" ledek Alfino.

"Terpaksa! Gue terpaksa!"

"Ck, alibi lo ..." ucap Alfino, "gue nyuruh buat lo makan permen itu ...," Alfino menggantungkan ucapannya.

"Apa?!"

"Ngegas bambang!"

Zara menghela nafasnya gusar, "apa tuan Alfino Faraday Smith ...? Jawab dong pertanyaan gue ...." gumam Zara dengan lembut tetapi terdengar terpaksa.

"Lo kepaksa,"

Emosi Zara kian menambah, pria dihadapannya ini memang benar benar menyebalkan. Tangannya terkepal kuat, tak lama ia menghentakkan kakinya dengan keras ke permukaan tanah untuk merendam segala emosinya, masih ada stok kesabaran untuk seorang Alfino Faraday Smith. Kali ini Alfino beruntung.

"Apa?" tanya Zara dingin.

"Lha? Sekarang malah dingin, cuek,"

"Apa susahnya sih buat lo yang tinggal ngasih tau gue kenapa!"

"Mulut lo bau." Ucap Alfino dengan santai.

Seketika mata Zara membelalak, ia malu. Dan sedetik kemudian ia mengecek apa benar  yang  dikatakan Alfino? Mau di taro dimana nih muka?! Di jalanan gitu?! Zara mendaratkan telapak tangannya di hadapan mulutnya, lalu ia beberapa kali menghembuskan nafasnya melalui mulut.

"Ngarang lo! Mulut gue wangi!" ujar Zara tak terima, ia mendekatkan wajahnya pada wajah Alfino, "nih, HAH!"

Alfino menutup hidungnya dengan menggunakan satu tangannya, "jorok!"

"Lagian sih lo, mulut wangi gini dibilang bau!  Wangi mint nih! .... apa jangan jangan ...."

"Apa?! Jangan jangan apa?!" tanya Alfino.

"Lo kelainan hidung ya?!"

Alfino menjitak kepala Zara cukup keras, sehingga si empu yang dijitak meringis pelan seraya mengusap kepalanya yang sakit karena jitakan seorang Alfino.

"Sakit tau!" pekik Zara kesal.

"Elo sih sembarangan aja kalo ngomong, kalo kata si Aldi mah pletak pletuk cletiiiiiiittttt..."

"Apaan tuh?"

"Bahasa Sunda bego!"

"Ngegas aja bang! Gue mana tau begituan!" Sahut Zara, "eh! Kenapa jadi gini sih?!" lanjutnya.

"Apanya?"

"Gue kan lagi marah sama lo! Lo udah bikin rok gue kotor! Pokonya lo harus ganti rugi! Gue gamau tau! Siap gak siap harus siap!" Zara melipat kedua tangannya.

"Apaan sih lo? Gitu aja minta ganti rugi," protes Alfino.

"Yaiyalah! Lo mikir dong! Ngotak! Udah cape, masa gue harus nyuci gitu?! OMG ..."

"Ya itu sih derita lo! Wle ...." ejek Alfino dengan menjulurkan lidahnya.

Detik berikutnya ia langsung menyalakan motornya dan melaju menjauhi Zara yang tengah kesal karena ulahnya. Dibalik helm full face nya Alfino tersenyum puas. Di sisi lain, Zara merasa sangat kesal, ingin sekali mencabik cabik muka pria itu, dan andai saja membunuh itu dihalalkan, mungkin pria itulah yang pertama ia bunuh.

***

    Matahari sudah sedari tadi menampakkan dirinya. Sedangkan seorang gadis masih setia menutup matanya, serta tubuhnya yang diselimuti dengan selimut tebal. Hari ini hari yang sangat semua pelajar nantikan, ya! hari ini adalah hari minggu, dimana para pelajar libur akhir pekan.

Gadis itu sengaja tak menyalakan alarm, kebiasaannya itu lahir sejak ia sekolah menengah pertama atau bisa disebut SMP, tapi terkadang jika ada kegiatan di hari libur seperti lari pagi misalnya ia selalu menyalakan jam wekernya agar tepat waktu.

Tok

Tok

Tok

"Ra, sayang ayo bangun ... sarapan pagi udah siap!" kata seseorang dibalik pintu kamarnya, ia Ella. Memang belakangan ini, Ella sedikit demi sedikit melupakan masalah dan kesedihannya, apalagi sekarang Ella lebih menambahkan pekerjaannya dirumah, ia juga membuka usaha online untuk sekedar tambahan tabungannya, apalagi sekarang Stepanus tak pernah menampakkan wajahnya lagi dihadapan Ella. Dan itu membuatnya sedikit melupakan tentang kesedihannya.

Sedangkan Zara masih tetap pada posisinya, tak mengubris perintah Ella.

"Ra ... bangun sayang ... kasihan kakakmu udah nunggu,"

Zara mengerejapkan matanya, detik kemudian ia bangun dan duduk seraya menyenderkan punggungnya pada ranjang.

"Iya ma, Zara bentar lagi kebawah," sahut Zara sambil mengucek matanya.

Zara melihat jam weker di atas nakas, jam menunjukkan pukul 07.05. Ia bergegas ke kamar mandi untuk membasuh mukanya dan menggosok gigi. Seusai itu ia mengayunkan kakinya kebawah untuk sarapan. Terlihat disana ada Ella dan Angga yang menunggu kedatangan Zara. Zara menarik satu kursi kosong di sebelah Angga.

"Lama banget lo," protes Angga.

"Biarin,"

"Udah, yuk makan." Ujar Ella menengahi.

Saat mereka tengah fokus pada makanan masing masing, Zara membuka pembicaraan.

"Ma, gimana usaha online mama?"

"Alhamdulillah, banyak yang pesen kue mama," ujar Ella dengan antusias.

"Alhamdulillah dong ma, lancar terus ya,"

"Mama nih hebat loh, baru beberapa hari ini ikut bisnis online udah banyak aja yang pesen," kata Angga.

"Mama Zara tuh,"

"Mama gue juga kali,"

"Udah udah cepet makannya," ujar Ella menengahi.

***

Cuman dikit:( tapi gapapa ya daripada ngga samsek:( akutuh lagi sibuk karena ujian sana sini:( simulasi, ujian praktek juga:(

Temen temen doain aku ya, semoga ujiannya lancar diberi kemudahan dalam mengerjakan soal juga:(

Seperti biasa, don't forget to vote and comment!

See u readders:*

ZaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang