[9]

1K 155 24
                                    

MAKROKOSMOS: Part Of You
Bagian sembilan

ANDAI saja Sakura mampu menahan mimpinya lebih lama dan memilih untuk membahagiakan orangtuanya yang telah susah payah membesarkannya, mungkin ia akan tidur nyenyak setiap malamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ANDAI saja Sakura mampu menahan mimpinya lebih lama dan memilih untuk membahagiakan orangtuanya yang telah susah payah membesarkannya, mungkin ia akan tidur nyenyak setiap malamnya. Ia adalah pendengar yang setia, menjadi tempat curhat anggota-anggota lainnya ketika rembulan menyapa. Selalu memberikan teman-temannya kata penyemangat walau sebenarnya semua itu tidak sepenuhnya membantu memulihkan. Bukan hanya keenam anggota yang ia dengar ceritanya. Kadang, jika ada waktu senggang, ia kerap kali membalas komentar penggemar di aplikasi Weverse. Menyemangati mereka, berkata jika besok matahari masih terbit seperti biasa.

Semuanya kesakitan dan lukanya berhasil ia tutupi dengan kata 'aku baik-baik saja'. Padahal sebenarnya, tampungan kesedihannya sudah hampir jebol saking penuhnya. Kadang ia juga ingin didengarkan, ingin menceritakan masalahnya juga. Tapi, semuanya hanya bisa tertahan di pangkal tenggorokan, sebab Sakura tidak ingin membebankan pikiran teman-temannya dan juga membuat para penggemar cemas akan kondisinya. Alhasil, yang dirinya bisa hanyalah memendam dan menekan.

Seperti sekarang. Usai menghadiri red carpet untuk acara penghargaan musik tahunan yang diadakan di Jepang besutan saluran MNET, gadis itu berpisah dari kelompoknya, mencari lorong yang sepi dan tidak banyak dilalui oleh para staff maupun headliner yang hadir. Langkahnya berhenti tepat di lorong paling pojok, jauh dari keramaian dan hampir mengarahkannya ke pintu belakang dome yang dijadikan tempat acara. Dirogohnya saku rok putih yang ia kenakan, membuka kunci ponselnya, lalu segera mencari nomor telepon adik laki-lakinya. Tidak banyak yang ia inginkan, dirinya hanya ingin mengetahui bagaimana kondisi ayahnya yang dua hari lalu dikabarkan masuk rumah sakit karena hipertensi.

Halo~

Suara adik laki-lakinya dari seberang lautan sana membuat Sakura merasa sedikit tenang. Setidaknya, panggilan suaranya diangkat, tak ditolak. "Bagaimana kondisi ayah?" Tanya Sakura tanpa basa-basi, sebab ia tak memiliki banyak waktu untuk bertelepon lama dengan adik kandungnya. Sekitar lima belas menit lagi ia dan teman-temannya harus naik ke atas panggung.

Ayah tidak baik-baik saja, kak. Maaf, sebenarnya aku ingin bohong pada kakak. Tapi sepertinya tidak bisa. Aku tidak bisa mengatakan jika ayah sedang baik-baik saja.

Sakura menengadahkan wajahnya, berusaha menahan agar air matanya tidak jatuh sekarang. Ditinggalkan oleh orang yang dicintai adalah sesuatu yang paling Sakura takutkan. Ia tidak ingin ayahnya kenapa-kenapa. Ia ingin ayahnya kembali sehat seperti sedia kala. Bersedia memohon pada Tuhan untuk mengambil separuh usianya demi memberikan ayahnya usia yang sedikit lebih panjang. Tak ada yang mau kehilangan sosok ayah yang selalu membawakan makanan ringan ketika ia pulang bekerja. Tak ada yang mau kehilangan sosok ayah, pelindung anak-anaknya. Walau sekarang Sakura sadar betul jika sang ayah telah berhenti melindunginya sejak ia menginjakkan kaki di Korea Selatan.

"Bagaimana cara ibu membayar biaya berobat ayah?" Sakura kembali bertanya, sudah siap untuk membayar biaya pengobatan ayahnya agar dokter bisa menanganinya dengan sebaik mungkin. Tak peduli berapa biaya yang akan ia keluarkan, uang tidak bisa disamakan dengan nyawa seseorang.

MAKROKOSMOS: Part Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang