"Selamat siaang!!"
Jaemin menoleh ke arah pintu ruang inapnya, ia terkekeh pelan begitu mendapati dokter kesayangannya yang kini hanya wajahnya yang menyembul dari balik pintu.
"Selamat siang, Dokter Lim." Sahut Jaemin cepat.
Yoonah tertawa, wanita itu masuk ke dalam ruangan lengkap dengan peralatannya.
"Apa aku di suntik?" Tanya Jaemin kebingungan begitu melihat banyak kasa yang di bawa oleh Yoonah.
Yoonah menggeleng sembari mengusap rambut Jaemin, "Kita akan mengganti perbanmu." Jelasnya.
Jaemin terdiam, sebelum akhirnya membuang nafasnya pelan.
"Aku akan pelan-pelan..." Lirih Yoonah sembari membuka selimut yang menutupi kaki Jaemin, lalu meletakkan alatnya di bawah kaki Jaemin yang kini nampak terduduk di bangsal.
"Padahal lukanya hanya sedikit, tetapi mereka memperban kakiku hingga lutut." Keluh Jaemin sembari memperhatikan kakinya yang sudah tidak ia pandang setelah terakhir kali seorang dokter mengganti perbannya.
Kaki kiri Jaemin di perban dari mata kakinya hingga lutut, layaknya orang yang patah tulang. Padahal Jaemin hanya terjatuh dan luka ringan, Jaemin benar-benar sudah acuh dengan semua ini.
Yoonah menghela nafasnya, darah itu masih nampak berada pada sekitaran perban. Wanita itu mengangkat kaki Jaemin lalu ia tindihkan pada bantal kecil di bawahnya.
"Apa begitu parah?" Tanya Jaemin begitu Yoonah tidak menyahut sejak tadi.
Yoonah mendongak, "Tidak, tenang saja...." Jawab Yoonah sembari terkekeh.
Jaemin terdiam, memandang wajah Yoonah yang kini nampak sangat serius. Dengan cekatan wanita itu mulai melepas perbannya, pergerakan tangan Yoonah memelan begitu betis berkulit putih pucat itu mulai terlihat dengan ruam-ruam di sekitarnya.
Apalagi saat perban kembali terbuka total, darah itu kembali keluar dari permukaan lukanya.
Yoonah mengambil kapas yang sudah ia beri cairan, lalu membersihkan luka yang nampak dalam itu dengan pelan. Sesekali Yoonah mendengar rintihan Jaemin, yang membuat pergerakannya terkadang terhenti.
"D-dokter, bolehkah aku berbaring?" Tanya Jaemin sembari menatap Yoonah penuh harap.
Yoonah dengan cepat membantu Jaemin membaringkan tubuhnya ke atas bangsal, pemuda itu memejamkan matanya.
"Apa kepalamu sakit?" Tanya Yoonah sembari menarik selimut yang Jaemin kenakan.
Jaemin tidak menjawab, pemuda itu tetap terdiam dengan dahi mengerut.
Yoonah berusaha membuat darah yang masih keluar itu menjadi berhenti mengalir, memastikan kaki Jaemin di perban dalam keadaan kering dan bersih.
Setelah benar-benar sudah pasti, Yoonah melilitkan kasa itu di kaki Jaemin dengan pelan. Berusaha tidak membuat kakinya tersenggol terlalu kencang, agar darahnya tidak kembali keluar.
Yoonah merapikan selimut yang menutupi kaki Jaemin setelah ia selesai, matanya tertuju ke arah Jaemin yang kini nampak terdiam.
"Kau sudah makan?" Tanya Yoonah dengan tangannya yang mendadak gemetar.
Jaemin menoleh, lalu mengangguk pelan sebagai jawaban.
"Minum obat dulu, lalu kau boleh tidur setelah ini." Ujar Yoonah lembut namun dengan nafasnya yang terengah-engah, ia tidak tega...
Jaemin masih mengunci mulutnya yang nampak kelu, sejak tadi ia sebenarnya menahan mual dan pusing hebat di kepalanya.
Yoonah dengan cepat menakar obat Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Meet Mom
Fanfiction❝Panggil aku Ibu, Nak.❞ °Start 03.01.20 [END] copyright 2020 by fielitanathh •Sequel: After Meet Mom [END]