10

14K 1.5K 63
                                    

"Masih mual?"

Jaemin menghela nafasnya kasar dengan tangannya yang tak lama mengusap wajahnya, Jaemin menyandarkan punggungnya pada bantal.

"Kenapa tiba-tiba, ya?" Bingung Jaemin.

Siwon menggeleng pelan, "Sudah ayah bilangkan? Kau mudah sekali sakit, daya tahan tubuhmu itu lemah. Masih saja keras kepala..." Omel Siwon mulai serius, jujur ia panik begitu beberapa menit yang lalu Jaemin memuntahkan seluruh isi perutnya sambil mengeluh pusing.

Jaemin menatap Siwon dengan tatapan terkejut, ia tak mendapati senyuman yang terukir di wajah sang ayah. Tetapi mengapa?

Jaemin menundukkan kepalanya, lalu memainkan tautan jari-jari tangannya. Jaemin meremas tangannya.

"Maaf." Ucap Jaemin singkat.

Siwon hanya melirik Jaemin sekilas, lalu meletakka botol air mineral itu di atas paha Jaemin.

"Ayah pergi sebentar, jangan banyak bertingkah! Dasar!" Seru Siwon sembari beranjak pergi dari ruangan Jaemin.

Genggaman tangan Jaemin semakin mengerat, pemuda itu semakin menundukkan kepalanya. Apakah ayahnya marah? Apa Jaemin benar-benar membuat kesalahan besar? Sakit bukanlah kemauannya.

Jaemin terisak kecil, dengan air mata yang tak lama menetes mengenai tangannya. Pemuda itu mengusapnya dengan kasar, tidak peduli seberapa perih pipinya saat kuku panjang itu mengenainya dengan kasar.

"Menyedihkan..." Batin Jaemin.

Jaemin terdiam begitu tangannya kembali kebas, "Kenapa Tuhan tidak pernah berpihak padaku..." Isakknya.

Jaemin menggigit bibir bawahnya, isakkannya semakin menjadi. Pemuda itu menangis, dan tangisan itu semakin menjadi.

"Wajar jika Ayah lelah, aku sudah terlalu merepotkannya..."

****

Siwon berdiri di luar pintu ruang inap putra bungsunya, kepala Siwon berdenyut kencang.

"Ke-kenapa harus putraku...."

Siwon menakup bibirnya, dengan bahu tegapnya yang tak lama bergetar. Pria itu benar-benar sudah tidak dapat mengekspresikan seluruh tekanannya selama ini.

Ia sudah tidak tega...

Walau kondisi Jaemin sudah membaik, tapi tidak menutup kemungkinan Jaemin bisa sakit kapan saja.

Dan juga....

Bisa pergi kapan saja.

Cuacanya seakan tidak mendukung, perubahan cuaca yang ekstrim benar-benar membuat daya tahan tubuh Jaemin semakin menurun.

Ia tidak bisa menatap wajah itu terlalu lama, ia takut akan semakin merindukannya. Melihat Jaemin yang seperti itu... Benar-benar membuat Siwon terpukul.

Wajah pemuda itu pucat sejak kemarin sore, dan Siwon menyadari itu semua.

Badan Siwon merosot hingga duduk di depan pintu, Siwon menggelengkan kepalanya sembari membenamkan wajahnya di tengah lipatan tangannya.

Ia tidak ingin menangis di hadapan putranya, ia takut Jaemin akan curiga dengan semua kekhawatirannya. Bahwa sebenarnya ia benar-benar enggan kehilangan putranya.

"D-Direktur Choi? Kenapa kau ada di_"

Greb!

Yoonah mematung begitu tiba-tiba Siwon memeluknya, wanita itu sesak begitu mendengar isakkan Siwon yang semakin lama semakin terasa mengganjal.

[✓] Meet MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang