"Aku kira kau tidak akan tahu tentang ini, Nak..."
Yoona terdiam dengan matanya yang berkaca-kaca, menatap pria tua itu dengan tatapan sendu, hatinya teriris kesakitan melihatnya.
"Ayah tidak sempat mengatakan apapun padaku, Paman... Hanya kau sahabat terdekat ayahku... Ibu tutup mulut dengan semua yang telah terjadi padaku." Lirih Yoona tak kuasa menahan air matanya.
Pria itu tersenyum, lalu mengulumkan sebuah saputangan pada Yoona. Yoona menutup mulutnya, lalu menerima saputangan itu dengan segan.
"Semua semata-mata karena ambisi dari ibu tirimu..." Lirih pria itu.
Yoona menggelengkan kepalanya lalu mengusap air matanya, "Sejak awal memang hubunganku dengan Siwon tidak pernah di setujui olehnya... Tetapi ayah mengizinkanku, Paman Hwang tahu itu!" Jelas Yoona.
Paman Hwang tampak tersenyum, lalu mengelus punggung Yoona, anggukan mantap itu tercipta dari pria tua itu.
"Aku tahu sejak kejadian itu di setting, Yoona... Ayahmu bercerita tentang ini padaku sebelum ia pergi..."
Brakk!!
Ckit!!
Brakk!
Duar!!
Suara dentuman keras terdengar nyaring, suasana jalanan gaduh seketika. Orang-orang berlarian untuk menyelamatkan dirinya.
Asap-asap mulai bermunculan, banyak kendaraan yang remuk hingga terjungkal tumpang tindih satu sama lain.
Uhuk!!
"Tolong..." Suara lemah terlantun dari bibir tipis pemuda yang kini nampak tidak bergerak dengan darah yang terus mengalir dari luka-luka di sekujur tubuhnya tanpa henti.
Netra kelamnya langsung tertuju kearah seorang wanita, matanya terpejam dengan kepalanya yang membentur stir, keadaan itu membuat si pemuda menahan tangis kebingungan.
"I-Ibu..." Lirihnya.
Tubuhnya semakin melemas seiring dengan waktu, luka-luka di sekujur tubuhnya membuat darah segar tak dapat berhenti mengalir.
Choi Jaemin, pemuda yang kini masih menempuh bangku pendidikan sekolah dasar kini nampak terisak kecil. Anak itu nampak kebingungan, ia benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan.
Duarr!!
Ctar!!
Suara ledakan kembali terdengar, beriringan suara ricuh dari orang-orang sekitar, keadaan terasa semakin menegangkan.
"Selamatkan orang yang masih tersisa!!"
"Mobil ini berpenghuni!!"
Brak! Brak! Brak!
"Nak... Apa kau masih sadar?"
Jaemin merolingkan matanya dengan susah payah, kaca mobilnya terketuk panik, Jaemin terdiam menahan tangis. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya, untuk sekedar berteriak saja rasanya tidak mampu.
"Kita harus segera membuka pintunya!"
Jaemin semakin berpasrah, asap mulai mengepul mengelilingi dirinya, penglihatannya semakin tidak jelas, seketika Jaemin kesulitan untuk bernapas.
Membisu beberapa saat, Jaemin memejamkan matanya tatkala kepalanya terasa semakin mengiang. Mengabaikan suara dari luar sana, suara dari orang-orang yang mungkin masih berusaha untuk menyelamatkan nyawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Meet Mom
Fanfiction❝Panggil aku Ibu, Nak.❞ °Start 03.01.20 [END] copyright 2020 by fielitanathh •Sequel: After Meet Mom [END]