"Jangan khawatir, kita sedang memantau kondisinya untuk saat ini."
Yoonah terdiam sembari menatap pintu ruangan itu dengan helaan nafasnya yang tak lama terdengar, setelah sekian lama ragu untuk membukanya, pada akhirnya wanita itu memutar knop pintunya, lalu mendorongnya hingga pintu terbuka lebar.
Mata Yoonah terbelak begitu tidak mendapati siapapun di dalam ruangan, "Jaemin?" Panggil Yoonah.
Jantung Yoonah berdebar, lalu kembali mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan.
"Jaemin?!" Teriak Yoonah lagi.
"Aku di kamar mandi, Dokter!!"
Yoonah membelakkan matanya, lalu berlari ke arah kamar mandi. Yoonah kesal bukan main begitu melihat Jaemin yang berdiri di hadapan cermin, dengan tangannya yang berpegangan pada tiang infus.
"Astaga... Sedang apa kau di sini?" Tanya Yoonah sembari membantu Jaemin untuk berdiri karena kakinya terlihat sangat tidak nyaman saat menyentuh lantai.
"Seorang perawat melepas kateter ku, katanya ia ingin menggantinya dengan yang baru tadi pagi. Tapi hingga saat ini ia tidak kembali untuk memasangnya lagi, jadi... Aku buang air kecil di kamar mandi." Jelas Jaemin sembari berjalan begitu Yoonah mulai menuntunnya.
Yoonah membuang nafasnya kasar, ia benar-benar kesal dengan apa yang baru saja di jelaskan oleh Jaemin.
"Kau belum boleh berjalan, lukamu baru saja hampir mengering, itu akan sangat fatal jika terkena air." Sahut Yoonah sembari membantu Jaemin naik ke atas bangsal, Yoonah mengangkat kaki kiri Jaemin yang terperban lalu meletakkan bantal di bawahnya.
"Ya mau bagaimana lagi? Memangnya aku harus mengompol?" Tanya Jaemin kebingungan.
"Perawat mana yang sudah ceroboh terhadapmu?" Tanya Yoonah sembari menatap Jaemin dengan pandangan serius.
Jaemin menggeleng pelan, "Aku tidak mengenalinya, Dokter. Dia memakai masker." Jelas Jaemin.
Yoonah menghela nafasnya kasar, lalu mengusap rambut Jaemin dengan lembut.
"Tunggu dulu, aku akan memasangnya lagi. Kau tunggu sebentar di sini, aku akan mengambilnya. Berbaringlah..." Lirih Yoonah.
Jaemin dengan cepat mengambil posisi berbaring nyaman di atas bangsal, lalu menatap kepergian Yoonah dengan menghela nafasnya. Kenapa ia begitu merasa sangat menyulitkan orang lain?
****
"Bagaimana rasanya?"
"Itu sangat sakit, Ayah. Aku tidak tahu, perawat itu dengan asal mencabutnya."
Siwon mendengus sembari menutup mata Jaemin dengan tangannya selagi Yoonah memasangkan kateter urine untuk Jaemin.
"Haishh... Mana orangnya? Ayah tidak terima! Bagaimana bisa ia bermain-main dengan benda pusaka seperti itu." Kesal Siwon.
Jaemin merengek mendengarnya, "Ayolah ayah, biarkan saja. Jangan membahasnya, aku merasa malu..." Keluh Jaemin sembari mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Yoonah terkekeh pelan mendengar obrolan Jaemin dan Siwon, ia masih berusaha fokus dengan kegiatannya.
Jaemin mengeratkan genggamannya begitu merasa benda itu sudah mulai masuk.
"Tunggu sebentar... Ini tidak akan lama... Hampir selesai..." Lirih Yoonah menenangkan.
Jaemin menggigit bibir bawahnya sembari memejamkan matanya, rasanya nyeri. Namun begitu selesai, itu terasa sangat melegakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Meet Mom
Fanfiction❝Panggil aku Ibu, Nak.❞ °Start 03.01.20 [END] copyright 2020 by fielitanathh •Sequel: After Meet Mom [END]