09

14.3K 1.5K 42
                                    

Siwon mengalihkan pandangannya begitu mendengar dengkuran halus yang keluar dari mulut putra bungsunya yang kini masih lelap tertidur, hujan turun dengan derasnya membuat suhu di sekitarnya pun turun dengan sangat ekstrim.

Siwon meletakkan laptop yang awalnya berada di pangkuannya ke atas sofa, lalu menghampiri Jaemin yang kini nampak membuka matanya.

"Ada apa? Apa kau kedinginan?" Tanya Siwon khawatir.

"Sedikit..." Jawab Jaemin dengan berguman, pemuda itu meniup tangannya sembari menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya hingga rasa hangat itu muncul.

Siwon pun turut melakukannya, lalu menempelkan telapak tangannya ke pipi Jaemin.

"Ayah, aku ingin duduk." Adu Jaemin yang kini merasa tulang punggungnya pegal.

"Kenapa? Lebih baik berbaring, udaranya sangat dingin." Sahut Siwon sembari mengeratkan selimut yang membungkus tubuh Jaemin.

"Astaga ayah... Punggungku pegal sekali... Ini sangat sakit." Keluh Jaemin kesal.

Siwonpun menatap wajah putra bungsunya itu dengan tatapan berpasrah, "Dasar kepala keras!" Ujar Siwon sembari membantu Jaemin untuk duduk di atas bangsalnya.

Siwon melepas jaket tebalnya, lalu memakainya di atas punggung Jaemin. Jaemin hanya mengenakan piyama tidur berlengan pendek, sikunya itu terekspos, jari-jari tangannya nampak memerah karena terkena udara yang bercelcius rendah.

"Haishh... Sialan, aku sudah menduganya!" Umpat Jaemin mendongakkan kepalanya kesal.

Siwon dengan cepat langsung mengambil tissue, "Jauhkan tanganmu!" Geram Siwon, pria itu menyeka darah yang keluar dari hidung Jaemin dengan pelan.

"Huftt.... Apa gunanya penghangat ruangan jika begini..." Guman Jaemin sembari menggosokkan kembali kedua telapak tangannya.

"Tubuhmu saja yang tidak stabil, sebenarnya ini tidak terlalu dingin. Makannya jangan keras kepala, Ayah benar-benar kesal padamu." Omel Siwon, pria itu khawatir, darah yang keluar dari hidung Jaemin tak kunjung berhenti.

Jaemin yang lama-kelamaan geram lalu memencet hidungnya dengan sangat kencang, membuat sang ayah terkejut bukan main.

"Hey! Apa yang kau lakukan? Hidungmu bisa terluka!" Teriak Siwon sembari menyahut tangan Jaemin agar tidak menyentuh hidungnya.

Jaemin berdecak sebal, "Sudahlah, biarkan saja darahnya." Acuh Jaemin sembari menepis tangan sang ayah dengan pelan.

Siwon tercekat untuk beberapa saat, "Tidak! Itu bisa mengotori bajumu..." Lirih Siwon, pria itu tidak menyerah untuk kembali menangani Jaemin yang kini masih mimisan.

Jaemin mengambil lembar tissue yang berada di pangkuannya, lalu menyumpalkannya di hidung.

Siwon menatap Jaemin kebingungan, sedangkan Jaemin tertawa, "Haha... Bukankah aku pintar?"

Siwon menghela nafasnya, "Yah... Terserah padamu, yang penting darahnya berhenti mengalir." Ujar Siwon, ia meraih kepala Jaemin lalu mengacak rambutnya dengan lembut.

Jaemin tersenyum, padahal hidungnya hanya pengar. Tetapi darah itu tetap saja keluar, sepertinya ia begitu kedinginan. Imun tubuhnya memang rendah, ia tidak bisa bertahan dalam keadaan cuaca apapun.

"Tiba-tiba aku ingin makan Juk."

Siwon tersenyum, "Bagaimana dengan sup?" Tawar Siwon.

Jaemin menggeleng sambil melepas tissue yang berada di hidungnya, lalu membuangnya begitu menyadari darahnya sudah berhenti mengalir.

"Aku sedang malas makan daging, lagipula Juk sepertinya cocok untuk musim dingin."  Sahut Jaemin yang kini merasa perutnya sudah semakin berontak minta di isi.

[✓] Meet MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang