07.SAYANG DIKTA

121 6 2
                                    

Lia dan Juna menatap anak gadisnya heran,Tania nampak makan dengan terburu buru.

Ia tak peduli dengan saus dan kecap yang menodai mulutnya dimana mana,Andra saja sampai heran dengan kelakuan adik bontotnya ini.

"Lo makan bisa tenang dikit ga? kaya ga makan setahun aja,heboh bener" tegur Andra,yang langsung dipelototi langsung oleh Tania.

"Liat tuh mulut kamu,belepotan gitu kaya bayi,kotor sayang"

Tania menelan paksa nasi goreng di tenggorokannya dengan cepat,peka dengan anaknya yang hampir tersedak,Juna langsung mengambil air putih untuk putrinya.

"Anak ayah kerasukan setan apa gimana? pelan pelan dong,ga bakal telat juga"

"Bukan masalah telat atau gimana,Tania lupa kalo udah janji sama Dikta mau ke sekolahnya pagi pagi,mau diajak jalan jalan" ucap Tania kemudian,setelah berhasil menelan semua makanannya.

"Yaelah cuman gitu doang? anak jaman sekarang pacaran mulu,masih untung lu ga mati keselek tadi" Andra tertawa remeh.

"Apa sih kak,aku ga pacaran sama dia!"

Juna dan Lia hanya tertawa kecil melihatnya. "Terus kalo bukan pacaran kenapa lengket terus? cocok loh,bunda dukung"

"Bunda sama aja kaya kak Andra, orang cuman temenan. ayah sama bunda kan tau sendiri"

"Tapi dulu ayah sama bunda juga sahabatan kaya kamu sama dikta,persis banget kaya kalian kemana mana selalu bareng"

"Dan akhirnya kami berjodoh,siapa tau juga kan nasib kamu sama dikta kaya ayah sama bunda,ayah doain deh" Juna kembali terkekeh kearah Tania.

"Ayah kenapa jadi ikut ikutan bunda sih? jodoh aku cuman jaehyun seorang" ucap Tania dengan dada yang ditepuk bangga.

"Jaehyun anak siapa? pak cahyo?"

"Itu mah namanya Jepri bukan jaehyun, ayah salah lapak" sahut Andra kemudian.

"Lah terus jaehyun siapa? aneh banget namanya,kenalin dong ke ayah"

Tania memijat pelipisnya lelah,ia sangat setres dengan keluarga ini...

Tetapi kemudian ia mendengar deru motor yang terdengar jelas didepan rumahnya,itu pasti Dikta.

"Kapan kapan aku kenalin deh,maklumin orang ganteng sibuk terus. aku berangkat dulu,Dikta udah dateng"

Tania beranjak dari tempatnya lalu kemudian mencium punggung tangan Lia dan Juna,sedangkan Andra? ia melewati kakak Dajjal nya itu dengan santai.

"Heh kok kakak engga? berdosa loh nanti,berkat dari kakak itu perlu"

"Bodo amat,yang ada ntar aku sial terus"

"Anak monyet"

Tania tak peduli dengan kakaknya yang mengoceh,ia mulai berlari kecil menuju ke depan rumah.

"Hai onyet!" Teriak Tania heboh,ia melihat Dikta tengah bersender di motor besarnya.

"Nama gue Dikta,bukan onyet"

"Sama aja,aku sukanya manggil onyet,boleh ya?" Mata Tania berkaca kaca menatap laki laki di hadapannya.

Okeee,sifat manjanya kumat lagi...

"Apa sih tan,engga. martabat gue hancur kalo lu manggil gue pake nama aneh kaya gitu" tolak Dikta,yang benar saja ia dipanggil onyet?

"Ga asik banget,ga perlu ijin deh kalo gitu,aku bakal tetep manggil kamu onyet!"

"Tapi-"

"Ih ayo berangkat, katanya mau ngajak aku jalan jalan,ga sabar nih" potong Tania,gadis itu terlihat sangat girang.

Dikta Untuk TaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang