05.GULALI

202 12 5
                                    

"Dikta tungguin,jangan tinggalin aku ih!" Tania yang daritadi sibuk mengikat tali sepatunya langsung buru buru karna melihat Dikta berlari meninggalkannya.

Memang kurang ajar,dia yang ngajak joging tapi dia sendiri yang ninggalin.

"Lama banget sih tan, siput Amazon keburu sampe Indonesia kalo Lo nya lemot gini" ucap cowo itu yang kemudian berhenti mendengar teriakan Tania.

Tania yang merasa diremehkan langsung memajukan bibirnya kedepan,dan mendudukkan pantatnya di rerumputan.

"Yaudah sana pergi,males sama kamu!" Gertak gadis itu kesal,kedua kakinya ia injak injakkan ke rumput seperti anak kecil.

Dikta yang melihatnya hanya menghela nafas dan langsung menghampirinya,gadis ini memang benar benar seperti bayi.


"Yaudah iya maaf,jangan manyun gitu bibirnya,mau gue cium?"

Plak!

"Apaan sih kamu,jangan becanda deh! males banget sama kamu sumpah"

"Aduhh jangan dipukul juga dong,sakit bayi" Dikta mengelus lengannya yang barusan dipukul oleh bayi gede itu.

"Aku bukan bayi,aku udah gede kalo kamu lupa" ketus Tania.

Dikta semakin gemas melihatnya,ia langsung duduk disamping Tania dan mengacak rambut gadis itu dengan rasa gemas yang menggebu gebu.

"Sini,mau apa? Bilang ke aa Dikta"

Bukannya baper Tania malah melotot tajam kearah Dikta. "Cowo gila,aku ga baper!"

"Lahh emang gue nanya ya tadi?" Tanya Dikta pura pura bodoh.

"Kamu sama aja kaya abang aku,suka bikin aku kesel,padahal aku lagi pms tau,kamu lupa?" Tanya Tania.

Dikta mengernyit sesaat,ia mengambil handphone nya di balik saku dan mengecek tanggal hari ini.

Selasa,17 Juni

Ternyata benar,sekarang tanggal 17 dan ini hari pertama gadis itu menstruasi,ia baru ingat saking sibuknya mengurus Revonka.

"Maaf gue lupa Tan,sakit ga perutnya? Lo mau apa? mau mangga muda ga?" Tanya Dikta heboh,Tania yang melihat kelakuan cowo itu hanya menatapnya cengo.

"Aku cuman pms doang loh dik,bukan hamil"

"Kan siapa tau,kita pulang aja deh ya?ntar perut Lo keram lagi,gue ngga mau liat Lo sakit kaya dulu di sekolah" ucapnya cemas.

"Ngga mau! aku udah seneng tau disini,mau beli gulali"

Dikta menatap wajah Tania yang memelas sambil menggoyang goyangkan tangannya,entah mengapa gadis ini benar benar seperti bayi besar.

"Kenapa harus gulali sih? yang lain aja" tolak Dikta cepat,membuat ekspresi Tania langsung berubah murung.

"Apasih kok yang lain? aku maunya gulali! ayo anterin ke abang abangnya" Tania menunjuk ke salah satu stand gulali yang berada di ujung sana,ia bisa melihat betapa banyak gulali yang bergelantungan.

"Ngga bisa tan,ntar lo sakit gigi gue yang repot"

"Ga bakal sakit gigi,aku udah kebal kok ayo dong Dikta" Tania kembali meraih tangan cowo itu dan menarik nariknya seolah ingin diantarkan kesana.

Dikta yang sudah merasa tertekan daritadi hanya pasrah saja,ia langsung berdiri dari tempatnya dan mengikuti langkah gadis kecil didepannya.

"Abang,mau gulali!" Teriak Tania girang ketika sudah sampai disana.

Dikta Untuk TaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang