11.MALAM MINGGU

103 9 0
                                    

Kota Jakarta malam ini dipenuhi orang orang yang sedang bermalam Minggu,banyak pasangan remaja yang terlihat mesra berjalan jalan di sekitar ibukota Indonesia itu.

Tak sedikit dari mereka berbahagia karna bisa menghabiskan waktu bersama untuk malam ini.

Ngomong ngomong soal malam Minggu,kedua remaja yang tak pernah melewatkan hari bahagia ini nampak turun dari mobil besar berwarna putih.

Lebih tepatnya Dikta,membukakan pintu untuk Tania yang ingin keluar dari dalam mobil itu.

Gadis polos yang selalu bersama Dikta itu,terlihat sangat cantik dan anggun malam ini,ia mengenakan baju crop berwarna putih,dengan setelan rok plisket peach.

Dan lengkap dengan sepatu Converse yang membalut kedua kakinya,tak lupa dengan mini sling bag hitam yang menggantung di bahu kanan nya.

Rambut gadis itu pun ia biarkan tergerai tanpa di ikat,membuat aura seorang Tania kini benar benar terlihat.

Dikta juga tak kalah mempesona dengan penampilannya,cowo itu mengenakan baju kaus putih dengan kemeja kotak kotak yang membalut tubuh kekarnya.

Tentu tak lupa dengan kalung berwarna perak,dengan hiasan berbentuk wajah macan yang menggantung di lehernya.

Membuat kesan bad boy sangat terpancar dari dalam diri cowo itu,keduanya kini bahkan terlihat seperti pasangan.

"Dikta ayo cepet,nanti keburu rame!" Tania menarik narik tangan Dikta untuk ikut dengannya,satu telunjuk gadis itu mengarah ke salah satu pedagang jagung bakar di seberang jalan.

Sejak tadi Tania terus merengek ingin makan jagung bakar pada Dikta,padahal cowo itu sudah menawarkan makanan lain yang lebih mewah.

Namun Tania tetaplah gadis keras kepala yang sederhana,ia lebih meminati jagung bakar daripada makanan lainnya.

Tak ingin membuat gadis itu semakin kesal,ia hanya menuruti saja dan pasrah ditarik oleh Tania yang tidak sabaran.

"Mas beli jagung bakarnya dua ya!" Gadis itu berteriak girang saat sudah berada di depan pedagang jagung tersebut.

"Siap neng!"

Dikta yang melihat Tania di depannya tengah tersenyum berseri seri hanya menggelengkan kepalanya heran.

Hanya dengan jagung bakar saja sudah membuat dirinya bahagia,benar benar menggemaskan.

"Sini Tan,duduk dulu" Dikta menarik tangan gadis itu perlahan,dan mengajaknya duduk di kursi besi yang panjang.

Dengan duduk disana,mereka berdua dapat melihat dengan jelas jalanan ibukota yang ramai dan padat malam ini.

Lampu lampu di gedung gedung tinggi juga terlihat sangat cantik bagi keduanya.

"Senyum senyum mulu daritadi,ntar kering noh gigi lu" Dikta menyenggol bahu Tania yang masih tersenyum kagum melihat jalanan kota.

Gadis itu hanya tertawa menanggapinya.
"Aku seneng bisa malam mingguan kaya gini,seru banget tau rasanya!"

"Bukannya tiap minggu kita selalu malam mingguan?" Tanya Dikta bingung.

Dikta Untuk TaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang