Part 2

172 21 0
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa Vota dan juga komennya!

***

Didalam ruangan tempat Ridho dirawat saat ini ada beberapa orang seperti, Rara, Rafa, Riska, Riski, Indah, serta satu orang penghulu dan juga dokter Galih sedangkan Ridho terbaring lemah diatas kasur yang akan menyaksikan putranya yang melakukan akad nikah.

"Silahkan pak, jabat tangan masnya, Lalu ucapkan yang tadi saya ajarkan." Perintah penghulu kepada Riski untuk menjabat tangan Rafa.

Dengan perasaan yang gugup, Rafa menjabat uluran tangan Riski sedangkan Rara saat ini hanya bisa menunduk dan memasrahkan diri dengan takdirnya yang sekarang. Selendang putih yang berada diatas kepala Rara dan Rafa semakin membuat kedua remaja ini menjadi tidak karuan. Ini pernikahan, ini benar-benar sakral dan ini bukan mimpi.

"Silahkan pak, dan untuk masnya kalo bisa hapalkan dengan satu tarikan nafas." Penghulu mengintruksi.

Riski mulai menghembuskan nafas dan mencoba untuk rileks.

"Bismillahirohmannirohim. Ananda Rafa Radhian Adinata bin Ridho Wisnu Adinata, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak kandung saya yang bernama Rara Putri Riskia binti Riski Putra Arion. Dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan 50gram emas dibayar tunai." Ucap Riski tegas sambil mengayunkan jabatan tangannya.

"Saya terima nikah dan kawinnya Rara Putri Riskia binti Riski Putra Arion dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Balas Rafa tidak kalah tegas. Dengan satu tarikan nafas saja Dia sudah sah menjadi suami Rara, nama gadis yang baru tadi dia hapalkan dan baru saja dia ucapkan.

"Bagaimana saksi, sah?"

Dokter Galih yang bertugas sebagai saksi menganggukan kepala pertanda sah. "SAH!"

"Alhamdulillah." Ujar orang-orang seisi ruangan. Semua orang lega akhirnya pernikahan berjalan lancar meskipun tidak ada gaun pengantin atau dekorasi yang mewah seperti pernikahan pada umumnya. Mereka melakukan pernikahan dengan sederhana dan sangat tertutup mengingat umur kedua mempelai masih begitu remaja. Bahkan keluarga besar juga tidak ada yang diberitahu. Namun, awalnya pihak KUA sempat menolak tetapi dengan kekuasaan Riski dan Ridho semuanya berjalan lancar. Sedangkan mahanya ada seperangkat alat sholat dan cincin yany indah beli secara mendadak semalaman.

"Selama Rafa, sekarang kamu sudah jadi kepala keluarga seperi papa." Ridho menitikkan air mata bahagia. Akhirnya dia dapat menyaksikan putranya menikah denyan anak sahabatnya. Berhasil atau tidak operasinya nanti dia hanya bisa memasrahkan diri kepada sang maha kuasa.

"Iya pa, semoga besok operasinya lancar. Rafa selalu doain yang terbaik buat papa."

Ridho mengangguk dan tersenyum kemudian tatapannya beralih ke arah Rara yang berdiri disamping Rafa.

"Kalo Rafa jahat sama kamu, Lapor sama papa," Rara hanya tersenyum dan mengangguk. "Kalian berdua harus saling menjaga satu sama lain." Lanjutnya.

"Ingat! Kalian itu sudah menikah pernikahan itu sakral bukan hal yang main-main dan kamu Rafa sekarang punya tanggung jawab yang besar. Kalo kalian lagi bertengkar hebat jangan pernah bilang kata cerai jangan kalian pikir ini hanya seperti pacaran yang bisa dengan gampangnya ucap kata putus. Ingat, kalian berdua telah bersumpah atas nama Allah." Nasehat Riski panjang lebar. Rafa dan Rara hanya mengangguk. Lagian siapa coba yang mau nikah, toh ini semua bukan kemauan mereka berdua, jadi jangan salahkan mereka jika nantinya ada kekerasan rumah tangga dilihat dari umur mereka yang masih labil.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang