Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari lima menit yang lalu saat ini Rafa sedang bersama Delila diparkiran motor. Sebenarnya dia ingin cepat-cepat pulang untuk mengetahui keadaan Rara hanya saja Delila menahannya karena cewek itu ingin ditemani pergi ke mall. Rafa melihat Fara yang sedang duduk sendirian dibangku yang memang disediakan diparkiran sekolah. Dia berniat untuk menghampiri karena mengingat perkataan Fara dikelas tadi.
"By, maaf banget aku gak bisa temenin kamu hari ini." Kata Rafa berusaha menolak ajakan Delila.
"Ish kamu mah gitu, Kan semalam udah janji mau anterin aku." Rengek Delila seperti anak kecil.
"Iya tapi sekarang enggak bisa, aku mau kerumah sakit."
"Ngapain?"
"Papa aku kan lagi sakit." Rafa tidak beralasan karena memang dia ingin kerumah sakit untuk menjenguk Ridho. Yang syukurnya operasi Ridho tadi pagi berhasil.
"Yaudah, kalo gitu aku ikut sama kamu." Yang benar saja Delila mau ikut ke rumah sakit, yang ada Ridho terkena serangan jantung kalo mengetahui Rafa masih berhubungan dengan Delila.
"Gausah sayang, tadi katanya kamu lagi capek. Mending kamu pulang terus istirahat ya," Bujuk Rafa.
"Ish kamu mah gitu." Delila mengerucutkan bibirnya kedepan. "Tapi janji, lain kali kalo aku mau ditemenin ke mall, kamu harus mau."
"Iya, Rafa janji sama Delila." Rafa menautkan jari kelingkingnya dengan Delila.
"Yaudah aku pulang dulu, jangan lupa kabarin aku." Delila memeluk Rafa dengan manja. Sebenarnya Rafa sangat risih jika dipeluk ditempat umum seperti ini. Cuman mau bagaimana lagi, kalo dia menolak. Bisa-bisa singa betinanya akan mengamuk.
"Iya sayang." Rafa membalas pelukan Delila.
Setelah memastikan Delila sudah benar-benar pulang, Rafa menghampiri Fara yang masih duduk sendirian sambil memainkan ponselnya.
"Ada apa bucinnya Delila yang tiba-tiba menghampiri seorang Fara." Kata Fara tiba-tiba yang masih sambil menunduk sambil memainkan ponsel. Fara sadar kalo Rafa sedang menghampirinya.
Rafa berdiri didepan Fara. "Maksud lo Rara sakit karena ulah Devina apaan?" Tanya Rafa To-the-point.
Fara mendongak menatap Rafa yang berdiri didepannya. "Ngapain lo nanya-nanya Rara?" Fara memicingkan matanya menatap Rafa.
"Gue cuman pengen tau aja." Jawab Rafa.
"Wahai Rafa kekasih Delila, lo kalo ada niatan deketin Rara mending mundur deh. Soalnya anak itu bakal gue jodohin sama abang gue. Lo tau Ezra ga?"
"Enggak."
"E-eh emang sih dia gak populer karena dia anaknya misterius, kalem, dan sedingin es batu, terlalu banyak diam juga, tapi bang Ezra itu ganteng kok."
"Gue gak nanya itu," Jawab Rafa yang mulai kesal. Masalahnya dia bukan bertanya tentang Ezra abangnya Fara itu melainkan dia bertanya tentang kenapa Rara bisa sakit karena ulah Devina sepupu pacarnya sendiri. "Gue nanya kenapa Rara bisa sakit?"
Fara mendengus kesal sampai akhirnya dia menceritakan semua yang dia ketahui. Fara sebenarnya tidak tahu siapa yang sebenarnya membully Rara, hanya saja dia sangat yakin kalo itu semua ada sangkutannya dengan Devina. karena Fara sempat medengarkan pembicaraan Devina yang menelfon seseorang, entah itu dengan siapa. Sampai akhirnya Fara memutuskan untuk ke toilet karena ingin mencuci wajah agar dia tidak mengantuk saat jam pelajaran malah bertemu Rara yang sedang diikat dengan mata yang ditutup.
"Dia di ikat dikursi dengan mata yang ditutup?" Tanya Rafa dengan ekspresi wajah yang masih datar namun, entah kenapa perasaannya mulai emosi.
"Iya, gue juga enggak tau ulah siapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Teen FictionDestiny adalah TAKDIR. Yah, takdir, terkadang kita yang menentukan takdir kita sendiri, tapi... bagaimana jika takdir yang mengendalikan kita?. Takdir lah yang membuat Rara dan juga Rafa menikah di usia mereka yang masih terbilang cukup muda yaitu b...