Part 9

118 17 0
                                    

***

"Bertahan untuk terus memiliki atau bertahan untuk terus disakiti?"

***

_____________________________

Kini Rara dan juga Fara berada dikantin, setelah Fara dengan susah payah dan sekuat tenaga yang ia mampu untuk membujuk Rara menemaninya kekantin. akhirnya Rara ikut pergi ke kanyin. Rara, sudah sangat pasrah jika nantinya Albir melihat dirinya, dia sudah tidak peduli lagi. Rara tidak memesan makanan, ia hanya memesan satu gelas Es-Teh saja, karena dia juga sedang tidak merasa lapar.

"Rara, coba deh rasain kuah bakso gue, enak banget sumpah." Tawar Fara, 

Namun Rara tidak meresponnya karena ia masih sibuk mengkhayal dan memikirkan perkataan Rafa pagi tadi.

"Rara?" Panggil Fara sekali lagi." Sambil melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Rara.

"Hmm, ya?" Sadar Rara akhirnya.

"Lo kenapa sih? Lagi ada masalah? Cerita aja sama gue. Gue enggak ember kok."

"Enggak kok, biasa aja." Jawab Rara dan kembali meminum Es-Tehnya.

"Yaudah kalo belum mau cerita. Enggak apa-apa kok, tapi kalo lo udah siap buat cerita gue bakal selalu ada buat lo, Azekk." Kata Fara sambil tersenyum lebar dan memperlihatkan giginya yang bergingsul.

Rara hanya tersenyum melihat tingkah laku teman barunya ini. Sifatnya tidak jauh berbeda dengan sahabatnya Dirga.

Saat Rara sedang asik memperhatikan seisi kantin, matanya tidak sengaja menangkap sosok yang membuatnya tadi pagi sakit hati, Rafa. Cowok itu adalah Rafa disana dia tidak hanya duduk sendirian melainkan ada satu orang cewek yang duduk sambil bersandar dengannya dan tiga orang cowok yang Rara sudah pastikan kalo itu adalah teman-teman Rafa.

"Bucin banget ya, risih gue liatnya." Sahut Fara setelah sadar kemana arah pandang Rara.

"Siapa?"

"Itu." Fara menunjuknya menggunakan dagunya. "Rafa sama Delila. Terkenal sangat bucin disini. Jijik gue liatnya."

Rara hanya ber-Oh ria. Mood-nya semakin tidak baik.

"Oh iya, gue udah tau siapa orangnya, dan emang dugaan gue bener."

"Siapa?" Tanya Rara dengan bersemangat. Mood-nya yang tadi memburuk semakin membaik setelah mendengar kabar dari Fara.

Fara tertawa melihat ekspresi Rara. "Lo kalo urusan gosip, gercep banget sumpah."

Rara terkekeh dan memperlihatkan giginya yang rapi. "Lo pikir gue tipe cewek yang kalo dibully diam aja gitu? Jelas enggaklah. Gue bakalan ngelawan apapun resikonya." 

"Iya deh iya."

"Jadi siapa orangnya?" Tanya Rara penasaran.

"De---"

BRUK! Seseorang cowok tiba-tiba memukul meja mereka berdua. Membuat Rara dan Fara kontan menatap ke arah cowok itu. Cowok itu tidak sendiri, dia bersama lima orang temannya yang berdiri dibelakangnya.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang