Akhirnya Rara memutuskan untuk duduk dengan Rafa karena apabila dia duduk bareng Fakri itu bisa menaruh curiga untuk orang-orang sekelas kalo mereka saling mengenal karena menolak duduk bareng Rafa.
Rara melepas tasnya dan menaruhnya dibawah meja lalu ikut duduk disamping Rafa.
"Pacar! Ingat pacar!" Teriak salah satu siswi yang sejak awal memang tidak menyukai Rara.
Rara hanya menatap sinis ke siswi itu.
"Kenapa lo lama banget diruangan kepsek? Hampir sejam tau gak. Ada masalah apa gimana?" Tanya Rafa bertubi-tubi sambil berbisik.
"Makan dikantin." Jawab Rara sambil memainkan ponselnya.
"Hai Ra, kenalin nama gue aa Dimas." Dimas mendatangi meja Rafa dan menyulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Rara.
"Rara." Rara membalas uluran tangan Dimas sambil tersenyum tulus. Ini pertama kalinya Rafa melihat Rara tersenyum seperti itu.
Manis, satu kata untuk mendefinisikan senyum Rara.
"Lo mau ke kantin bareng kita gak?" Ajak Radit yang kini sudah berdiri diantara Rafa dan Rara.
Rara menggeleng. Bukannya dia enggak mau ke kantin hanya saja dia belum siap untuk ketemu dengan Albir karena sudah pasti anak itu akan menyebar berita kalo Rara adalah pacarnya hanya karena taruhan malam itu.
"Kenapa? lo enggak lapar apa?" Tanya Dimas.
"Enggak, gue udah makan kok, kalo kalian mau ke kantin pergi aja."
"Ayolah, enggak usah malu bareng kita, walaupun kita agak malu-maluin sih."
"Udahlah, kalo dia gak mau yaudah." Rafa langsung menarik dua temannya itu meninggalkan Rara. Rara hanya memutar bola matanya malas melihat Rafa pergi begitu saja.
Saat Rara sedang asik duduk sambil memainkan ponselnya, tiba-tiba seorang cewek datang menghampiri mejanya.
"Eh murid baru!" Cewek itu menggebrak meja Rara. "Jangan sok kecantikan lo disini!" Apa-apaan coba dengan cewe ini, datang-datang langsung memaki Rara seperti itu. Belum tahu aja Rara itu kayak gimana.
"Kenapa lo? Muka-muka gue, kenapa lo yang sewot." Balas Rara tidak terima dengan senyum miring.
"Dikasi tau malah nyolot, belum tau gue siapa."
Rara berdiri dari duduknya. "Enggak penting bagi gue buat tau lo itu siapa." Bisik Rara dengan tajam ditelinga cewek itu dan langsung pergi meninggalkan cewek itu. Rara terlalu malas untuk berdebat, ini hari pertamanya sekolah harusnya dia mendapatkan teman baru, bukan musuh baru.
__________________________
Tujuan Rara sekarang adalah toilet, perdebatan singkat tadi membuatnya kebelet buat buang air kecil. Bodohnya Rara dia tidak tahu toilet sekolah ada dimana. Rara berjalan menyusuri koridor dengan berharap toilet sekolah berada diujung koridor, Maybe. Rara sedikit berlari kecil.
Namun, saat Rara sudah sampai diujung koridor, tiba-tiba dia ditarik oleh seseorang. Ada tiga orang yang mengelilinginya. Rara tidak bisa melihat wajah mereka karena orang-orang itu memakai topeng pesta dansa tapi Rara bisa pastikan kalo orang-orang itu adalah perempuan karena melihat pakaiannya yang menggunakan rok. Dengan tanpa perasaan salah satu cewek itu membanting tubuh Rara ketembok membuat Rara meringis kesakitan. Baru saja Rara ingin melawan, kedua teman cewek itu langsung menariknya duduk dikursi, dan mengikat tangan Rara. Rara berusaha memberontak namun cewek itu menutup mata Rara menggunakan kain hitam dan juga menutup mulut Rara dengan satu sobekan lakban membuat Rara sama sekali tidak bisa berkutik.
![](https://img.wattpad.com/cover/210591918-288-k444281.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Teen FictionDestiny adalah TAKDIR. Yah, takdir, terkadang kita yang menentukan takdir kita sendiri, tapi... bagaimana jika takdir yang mengendalikan kita?. Takdir lah yang membuat Rara dan juga Rafa menikah di usia mereka yang masih terbilang cukup muda yaitu b...